Penanganan Corona
Update Tenaga Kesehatan yang Meninggal dengan Covid-19, 130 Dokter dan 92 Perawat
Data terakhir yang dirils Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Sabtu 3 Oktober 2020 menyebutkan sudah ada 130 dokter yang meninggal dunia.
TRIBUN-PANTURA.COM, JAKARTA - Dokter dan perawat yang meninggal dengan positif Covid-19 terus meningkat.
Data terakhir yang dirils Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Sabtu 3 Oktober 2020 menyebutkan sudah ada 130 dokter yang meninggal dunia.
Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga Sabtu (3/10/2020) terdapat 130 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.
• Kondisi Kesehatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Disebut Kritis Karena Covid-19
• Badai Cedera Menerjang Real Madrid Jelang Bertandang ke Levante
• Update Virus Corana di Kabupaten Tegal, Bertambah 13 Orang, Satu Meninggal Dunia
• Update Virus Corona Karanganyar Sabtu 3 Oktober 2020, Kasus Positif Covid-19 Naik Jadi 89
"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," kata Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Ari Kusuma melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/10/2020).
Dari 130 dokter yang wafat, 67 merupakan dokter umum dengan 4 di antaranya guru besar.
Kemudian, 61 merupakan dokter spesialis dengan 4 di antaranya guru besar dan 2 orang residen.
Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten).
Padahal, menurut Ari, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia.
Dengan estimasi, satu dokter melayani 3.000 masyarakat.
"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik Covid maupun non-Covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya.
Ari mengatakan, pesatnya angka kematian ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi juga tak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.
Ia berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 ini.
"Semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini dan bukan hanya kerugian secara ekonomi namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri," kata Ari.
Sementara, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI Eka Ginanjar mengingatkan, untuk memutus rantai penularan Covid-19, diperlukan disiplin penerapan 3M.
Pertama, masker, pemakaiannya harus dilakukan secara baik dan benar karena bisa menjadi jalur masuk dan keluar virus corona yang menular melalui droplet atau aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.