Berita Tegal

Makna Sedekah Nasi Langgi Rebo Wekasan di Tegal, Persembahan Tolak Bala Diberikan untuk Tetangga

Datangnya rebo wekasan atau rabu pamungkas akan disambut oleh masyarakat di Jawa dengan berbagai doa dan tradisi tolak bala.

Istimewa
Nasi langgi dalam rebo wekasan yang siap dibagikan untuk para tetangga. 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL – Datangnya rebo wekasan atau rabu pamungkas akan disambut oleh masyarakat di Jawa dengan berbagai doa dan tradisi tolak bala.

Rebo wekasan adalah rabu terakhir dalam bulan Safar yang dipercaya mendatangkan bencana dan sumber penyakit.

Pada tahun ini rabu wekasan bertepatan, pada Rabu (14/10/2020) kemarin.

Di Jawa Tengah bagian barat, tepatnya di wilayah Tegal dan Brebes, ada tradisi tolak bala yang turun temurun masih dilakukan oleh masyarakat.

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kabupaten Tegal Hari Ini Kamis15 Oktober 2020, Ada di Tiga Lokasi

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Kamis 15 Oktober 2020, Buka di 8 Lokasi

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Tegal Raya Kamis 15 Oktober 2020, 9 Kecamatan Diprediksi Alami Hujan Ringan

Baca juga: Klaster Penyebaran Corona di Kota Tegal Makin Bertambah, Masyarakat Diminta Tidak Menyepelekan

Masyarakat pada rebo wekasan, setelah sholat subuh, akan membagikan nasi langgi kepada para tetangga dengan harapan akan terhindar dari bencana dan penyakit.

Sejarawan, Wijanarto mengatakan, pada rebo wekasan biasanya masyarakat akan melakukan doa dan ritual tradisi untuk tolak bala.

Dimulai ba’da maghrib malam rabu, ada pembacaan surah Yasin, doa dan sholat tolak bala.

Kemudian diakhiri dengan tradisi bersedekah bubur merah atau nasi langgi ba’da subuh.

Jika di Tegal dan Brebes sedekah dilakukan dengan membagikan nasi langgi kepada tetangga.

Menurut Wijanarto, masyarakat percaya doa tolak bala tidak hanya dimanifestasikan dengan hubungan vertikal dengan Tuhan.

Namun dimanifestasikan juga dengan hubungan horizontal, sesama manusia.

Ia mengatakan, sedekah ini pula yang menjadikan masyarakat pada rebo wekasan selalu merasa senang.

Karena pada pagi hari sudah ada yang mengantarkan makanan.

“Ini yang paling menarik. Tolak bala diwujudkan tidak hanya doa, tetapi juga dengan sedekah sosial. Jika kita amati, pagi setelah sholat subuh masyarakat akan mengirimkan makanan,” kata Wijanarto kepada Tribun-Pantura.com.

Wijanarto menjelakan, nasi langgi yang dibagikan pada rebo wekasan akan dihidangkan secara sederhana.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved