Penanganan Corona

Indonesia Tak Kunjung Capai Target WHO untuk Rasio Tes Usab Setelah 7 Bulan Pandemi

Pandemi di Indonesia sudah berlangsung selama 7 bulan, namun pemerintah masih belum bisa mencapai target yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Bek PSIS Semarang Abdul Abanda Rachman saat menjalani swab test yang berlangsung di mes tim, Jalan Semeru Dalam 1 Kota Semarang, pada Minggu (27/9/2020) pagi - istimewa 

TRIBUN-PANTURA.COM - Pandemi di Indonesia sudah berlangsung selama 7 bulan, namun pemerintah masih belum bisa mencapai target yang ditentukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam melakukan tes usap (swab).

WHO menetapkan rasio target tes usap 1:1.000 penduduk per pekan, pemerintah baru mencapai 82,51 persennya.

Baca juga: Lowongan Magang Jadi Asisten Rumah Tangga Digaji Rp 367 Juta, Kirim Lamaranmu ke Sini

Baca juga: 203 Patok Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan Kalimantan Dilaporkan Hilang

Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Karanganyar Jumat 23 Oktober, Total Ada 128 Kasus

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, dengan asumsi jumlah penduduk Indonesia sebesar 267 juta jiwa, maka target WHO pada pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) Covid-19 adalah 267.000 orang per minggu.

"Perkembangan pemeriksaan Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan."

"Di minggu ketiga Oktober ini, kita telah berhasil mencapai 82,51 persen dari target WHO," kata Wiku dalam keterangannya di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/10/2020).

"Kita harus mengapresiasi semua pihak, hanya dalam beberapa bulan saja sudah berhasil mendekati target WHO," kata Wiku.

Sebelumnya pada Juni, Indonesia baru mampu mencapai pemeriksaan 16,86 persen dari target WHO.

Wiku menambahkan kapasitas tes usap akan terus ditingkatkan hingga mencapai target WHO.

Meskipun demikian, ia mengatakan ada tantangan besar, dalam hal pemerataan pemeriksaan Covid-19 di tingkat daerah baik provinsi dan kabupaten/kota.

Tantangan besar lain yang juga harus dihadapi ialah Indonesia yang berbentuk negara kepulauan berbeda karakteristiknya dengan negara-negara lain di dunia.

Baca juga: Viral Pendaki Foto Telanjang di Lokasi Sakral Gunung Gede, Pengelola Lapor Polisi

Baca juga: Berikut Prakiraan Cuaca BMKG di Pekalongan Raya, Jumat 23 Oktober 2020

Baca juga: Berapa Kali Idealnya Makan Mi Instan Agar Tetap Sehat? Begini Penjelasan Dokter Gizi

Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Jumat 23 Oktober, Buka di 8 Lokasi

Dengan demikian terdapat kendala dalam hal transportasi logistik pengiriman spesimen dan pelaporan hasil pemeriksaan.

Adapun kendala lainnya adalah distribusi alat-alat penunjang seperti reagen, mesin PCR, dan alat habis pakai yang mempengaruhi kapasitas sebuah laboratorium dalam melakukan pemeriksaan Covid-19.

"Mohon seluruh Pemerintah Daerah untuk segera berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan maupun Satgas Covid-19 apabila membutuhkan bantuan dalam penanganan Covid-19," kata Wiku. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved