Berita Regional
Gubernur Keluarkan Caci Maki di Depan Umum, Mantan Dankor Brimob Itu Dilaporkan Polisi
Gubernur Keluarkan Caci Maki di Depan Umum, Mantan Dankor Brimob Itu Dilaporkan Polisi
TRIBUNPANTURA.COM - Mantan Komandan Korps (Dankor) Brimob, yang kini menjabat sebagai Gubernur Maluku, Murad Ismail, mengeluarkan caci maki saat diwawancarai oleh wartawan, Senin (21/12/2020).
Rupanya, makian yang dikeluarkan Murad berbuntut panjang.
Gubernur dilaporkan ke polisi, dalam hal ini Polda Maluku, pada Kamis (24/12/2020).
Baca juga: Densus 88 Tangkap Pengusaha Biro Haji dan Umrah di Mojokerto, Diduga Anggota Jaringan Teroris
Baca juga: 17 Calon Penumpang di Bandara Hang Nadim Batam Positif Covid-19, Begini Penanganan Selanjutnya
Baca juga: Sedang Beberes Dapur, Gadis 15 Tahun Diperkosa Dua Pemuda saat Orangtuanya Tak di Rumah
Baca juga: Singapura Terpapar Virus Corona Varian Baru dari Inggris, Masuk Melalui Pelajar Usia 17 Tahun
Bermula tak terima soal pemberitaan
Gubernur Murad berang dan tak terima atas pemberitaan soal pembangunan rumah yang disebut menggunakan dana APBD.
Murad bahkan menyebut, berita itu tersebar hingga ke luar negeri.
“Ada lagi, sampai di Amerika beritanya, gubernur bangun rumah pribadi dengan APBD Rp5,1 miliar, siapa yang bilang?" kata Murad di depan Kantor Gubernur Maluku, dengan nada tak bersahabat dan beberapa kata kasar, Senin (21/12/2020).
Rupanya caci maki Murad pun menyinggung seorang mantan anggota DPRD Maluku yang juga menjabat Wakil Ketua DPD Partai Golkar Bidang Politik dan Keamanan.
Cacian Murad tersebut terekam dalam sebuah video dan tersebar di media sosial.
Membantah bangun rumah pakai APBD
Murad menolak disebut membangun rumah dengan APBD senilai Rp5,1 miliar.
Menurut Murad, rumah yang dimaksud telah dibangun sejak dirinya belum menjabat sebagai gubernur.
"Saya punya rumah itu ada sebelum saya jadi gubernur. Cuma bikin tembok dan paving blok sedikit itu masa Rp5,1 miliar,” kata Murad kembali mengeluarkan caci maki.
Dianggap tak etis
Cacian Murad di hadapan banyak orang dianggap tidak etis oleh Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Maluku, Dino Umahuk.