Penanganan Corona

Bocor, Video Kades Tolak Rapid Test Antigen Terhadap Warganya, Begini Tanggapan Satgas Covid-19

Bocor, Video Kades Tolak Rapid Test Antigen Terhadap Warganya, Begini Tanggapan Satgas Covid-19

Tangkapan layar video yang beredar d grup WhatsApp
Viral di grup WhatsApp video sejumlah perangkat desa menolak dan tidak mengizinkan petugas melakukan rapid test antigen terhadap penduduk desa. 

TRIBUNPANTURA.COM, PROBOLINGGO - Viral di grup WhatsApp video sejumlah perangkat desa menolak dan tidak mengizinkan petugas melakukan rapid test antigen terhadap penduduk desa.

Dari video yang beredar, terlihat delapan orang mengenakan kemeja putih dan satu orang menggunakan batik berdiri di depan sebuah kantor.

Orang yang mengenakan batik belakangan diketahui bernama M Saleh, Kepala Desa Banjarsawah, KecamatanTegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo, Jatim.

Dalam video itu, ia menyampaikan penolakannya terhadap rapid antigen massal oleh petugas Satgas Covid-19.

Dia beralasan tidak ada perintah dari pemerintah pusat untuk melakukan tes.

Selain itu, tes tersebut juga dianggap meresahkan dan membuat bingung masyarakat.

“Sampai hari ini saya tidak mengizinkan petugas, siapa pun untuk turun ke masyarakat untuk melakukan rapid antigen kepada warga Desa Banjarsawah," ujar Saleh dalam video yang beredar, Jumat (15/1/2021).

Saleh mengatakan, dia siap berjaga 24 jam apabila ada warganya yang terjaring tes tersebut.

Saleh juga mengimbau warganya untuk tetap mengenakan masker dan menaati prokes agar tidak terjaring oleh petugas.

"Bagaimana persyaratannya agar tidak terjaring rapid antigen? Silakan kalian bekerja seperti biasa, main ke tetangga, ke sawah, ataupun ke manapun tetap pakai masker," ujar Saleh.

Penjelasan Saleh

Kepada Kompas.com saat dihubungi, Saleh mengaku membuat video itu pada Rabu (13/1/2021) di kantor desa.

Dia membuat video untuk menjawab keresahan warga menghadapi rapid test antigen.

Awalnya, kata Saleh, dirinya berinisiatif membuat video untuk meredakan keresahan warga terkait tes tersebut.

Video itu rencananya hanya untuk kalangan internal warga.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved