Berita Slawi
Warga Dukuh Sembung Swadaya Bangun Objek Wisata Grujugan Wagem, Pengunjung Tak Ditarik Tiket Masuk
Geliat Warga Dukuh Sembung Swadaya Bangun Objek Wisata Grujugan Wagem, Pengunjung Tak Ditarik Tiket Masuk
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: yayan isro roziki
Apalagi, lokasi objek wisata ini harus melewati pemukiman warga Dukuh Sembung yang padat.
Petunjuk arah menuju lokasi

Jika pengunjung dari arah Slawi, maka ambil jalan menuju Kecamatan Pangkah dan setelah melewati jembatan Kaligung, lihat ke sebelah kiri jalan sampai menemukan Gerbang Desa Dukuh Sembung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Setelah menemukan gerbang tersebut, masuk kurang lebih sekitar 100 meter mengikuti jalan sampai menemukan gang nagka RT 3/RW 1.
Setelan itu ikuti jalan dan akan menemukan Musala yang sekaligus dijadikan tempat parkir kendaraan.
Dengan kata lain pengunjung sudah sampai di area wisata Grujugan Wagem Dukuh Sembung.
Namun bagi warga yang ingin berkunjung, akses jalan hanya bisa dilalui oleh kendaraan sepeda motor, sepeda biasa, dan lainnya.
Untuk kendaraan lain seperti mobil tidak bisa melintas karena jalur memang sempit dan berada di pemukiman padat penduduk.
Bagi yang mengendarai mobil, bisa parkir di depan sebelum masuk ke gang nangka, dan jalan kaki kurang lebih sekitar 200 meter.
"Bagi pengunjung yang berminat ke wisata Grujugan Wagem tinggal datang ke lokasi saja dan tidak kami pungut biaya tiket masuk."
"Paling hanya biaya parkir Rp2 ribu per kendaraan motor, dan kami juga menyediakan seperti kotak kayu di area tempat wisata barangkali ada pengunjung yang suka rela menyumbang untuk pemeliharaan Grujugan Wagem," terangnya.
Kedepan, Wardiyanto mengungkapkan, warga akan mengembangkan atau menambah pilihan wisata yang lain yaitu kolam renang.
Lokasinya masih di area yang sama di Grujugan Wagem. Rencananya jika cuaca sudah terang atau intensitas hujan rendah, maka pembangunan kolam renang akan dimulai.
Warga RT 3, RT 4/RW 1, Desa Dukuh Sembung, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal ini menjunjung tinggi nilai gotong royong.
Sehingga saling membantu, termasuk menyiapkan atau menyediakan makanan bagi warga yang kerja bakti mengurus dan menjaga tempat wisata.
"Pengunjung paling ramai kalau hari libur atau Sabtu dan Minggu. Rata-rata bisa mencapai 50 orang, biasanya selain warga sekitar juga tim gowes yang sedang melintas mampir kesini."
"Kadang pukul 05.30 WIB sudah ada yang berkunjung, nanti sekitar pukul 18.00 WIB sudah sepi," tuturnya.