Penanganan Corona
Vaksin AstraZeneca Dapat Izin Edar BPOM, Apa Perbedaaannya dengan Sinovac? Berikut Paparannya
Vaksin AstraZeneca Dapat Izin Edar BPOM, Apa Perbedaaannya dengan Sinovac? Berikut Paparannya
TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 telah berlangsung di berbagai daerah di Indonesia, dengan menggunakan vaksin Sinovac, buatan China.
Kini, selain Sinovac terdapat vaksin lain yang telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Yakni, vaksin AstraZeneca buatan perusahaan farmasi Inggris.
Baca juga: PNS Ini Pingsan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 oleh Istri Sendiri, Begini Pengakuannya saat Sadar
Baca juga: Yulianto Prabowo Sebut Vaksin Sinovac Masih Efektif Cegah Covid-19 Varian Baru B117
Baca juga: 67 Calon Jamaah Haji asal Slawi Disuntik Vaksin Covid-19, Mabruri: Semoga 2021 Ini Bisa Berangkat
Baca juga: Jenderal Polisi Bintang Satu Prasetijo Utomo Dihukum 3,5 Tahun Penjara, Kasus Suap Djoko Tjandra
Adapun pemerintah telah menerima 38 juta dosis vaksin dari Sinovac dan 1,1 juta dosis vaksin dari AstraZeneca.
Kedua vaksin tersebut sama-sama digunakan untuk program vaksinasi massal pemerintah guna memutus mata rantai penularan Covid-19.
Vaksin dari Sinovac merupakan buatan perusahaan biofarmasi asal China, yakni Sinovac.
Nama asli vaksin tersebut sedianya ialah CoronaVac.
Sedangkan vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi dari Inggris AstraZeneca beserta Oxford University.
Keduanya sama-sama telah lulus uji keamanan dan efikasi sehingga layak digunakan utnuk vaksinasi Covid-19 secara massal.
Keduanya juga sama-sama bisa disimpan di suhu yang tak terlalu rendah yakni di kisaran 2-8 derajat celsius sehingga memudahkan proses distribusi dan penyimpanan.
Kendati demikian ada sejumlah perbedaan di antara kedua vaksin tersebut mulai dari tingkat efikasi, skema pengadaan, hingga harga.
Berikut paparannya:
1. Efikasi vaksin Sinovac lebih tinggi daripada AstraZeneca
Tingkat efikasi (kemanjuran) vaksin Sinovac lebih tinggi daripada vaksin buatan AstraZeneca. Vaksin Sinovac versi BPOM memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen.
Adapun vaksin produksi AstraZeneca memiliki tinkgat efikasi sebesar 62,1 persen versi BPOM.