Penanganan Corona
Satu Siswa SMA Kehilangan Penciuman, setelah Ditracing 42 Lainnya Positif Covid-19
Satu Siswa SMA Kehilangan Penciuman, setelah Ditracing 42 Lainnya Positif Covid-19
Joko mengungkapkan, munculnya klaster ini berawal dari keberangkatan rombongan peserta senam Desa Penusupan ke wahana wisata baru di Kabupaten Purbalingga, Kamis (11/3/2021) lalu.
Diperkirakan sekitar 50 orang warga Penusupan berangkat menggunakan bus dan delapan orang lainnya menggunakan kendaraan pribadi.
Sepulang dari itu, lanjut Joko, seorang perempuan dari peserta piknik, warga Penusupan berinisial W (40) mengalami gejala batuk, pilek, badan lemas dan tidak enak badan pada Sabtu (20/3/2021), kemudian dilarikan ke RSUD dr Soeselo Slawi.
Hasil pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) menyatakan W positif terkonfirmasi Covid-19 dengan disertai komorbid dan meninggal dunia pada Kamis (25/3/2021) lalu sekitar pukul 06.26 di RSUD dr Soeselo Slawi.
Menindaklanjuti temuan kasus positif tersebut, sejak Sabtu (20/3/2021), petugas kesehatan Puskesmas Penusupan melakukan penelusuran, pelacakan dan pengetesan pada peserta senam dan kontak eratnya sejumlah 67 orang.
Hasilnya, ditemukan 18 orang positif Covid-19 dan empat orang negatif, serta 45 orang lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.
Hasil penelusuran tim Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal juga menemukan informasi bahwa sebelum piknik, dua orang peserta senam sempat mengalami gejala batuk dan pilek, namun tetap ikut berangkat.
Sampai dengan berita ini diturunkan, hasil pemeriksaan PCR kedua orang tersebut belum keluar.
Ditanya soal penanganan 18 orang pasien Covid-19 dari klaster piknik senam Penusupan ini, Joko menguraikan satu orang dirawat di RSI PKU Muhammadiyah, Adiwerna, tujuh orang dirawat di RSUD dr. Soeselo Slawi, dan 10 orang lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah.
“Saat ini kami masih terus melakukan pelacakan dan pengetesan pada peserta senam rombongan piknik dari Penusupan ini beserta kontak eratnya,” kata Joko, pada Tribunpantura.com.
Menanggapi kasus ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Umi Azizah yang dihubungi secara terpisah mengaku sangat menyayangkan peristiwa tersebut.
Menurut Umi, kebijakan pemerintah yang sedikit melonggarkan aktivitas sosial dan ekonomi di masa pandemi bukan lantas sepenuhnya bebas tanpa batas.
Aturan protokol kesehatan tetap harus dijalankan, termasuk menahan diri tidak bepergian jauh, apalagi dalam bentuk rombongan dengan banyak orang yang tentu risiko penularannya semakin tinggi.
Umi berdalih, di tengah upaya Pemerintah menggenjot program vaksinasi nasional untuk membangun sistem kekebalan tubuh pada minimal 70 persen penduduk Indonesia, tentunya harus diimbangi dengan kesediaan setiap warganya untuk patuh pada protokol kesehatan.
“Jangan sampai ini semua sia-sia, karena anggaran yang sudah dikeluarkan Pemerintah sangat besar."