Berita Regional
Hutan Sakral Badui Dirusak Penambang Emas Liar, Dedi Mulyadi Bereaksi Keras, Polisi Langsung Usut
Hutan Sakral Badui Dirusak Penambang Emas Liar hingga Tetua Suku Menangis, Dedi Mulyadi Bereaksi Keras, Polisi Langsung Usut
TRIBUNPANTURA.COM, BANTEN - Tetua adat suku Badui menangis setelah mendapati hutan sakral mereka dirusak para penambang emas liar.
Hal ini membuat eks Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, yang kini merupakan Wakil Ketua Komisi IV DPR yang konsen pada isu lingkungan itu, bereksi keras.
Polda Banten pun bergerak cepat, turun ke lapangan, menyelidiki kasus tersebut.
Baca juga: Suami Pengangguran Bunuh Istri yang Hamil 5 Bulan, Jenazah Dibuang Dekat Masjid setelah Dua Hari
Baca juga: Mengaku Anggota TNI AU Pemuda Ini Ditembak Polisi, Perkosa dan Sekap Wanita Setengah Baya
Baca juga: Kesaksian Mantan Komandan KRI Nanggala 402 Letkol Ansori: Sistem Keamanan Standar Internasional
Baca juga: European Super League Sisakan Barcelona dan Real Madrid, Koeman Kritik Keras UEFA soal Ini
Rusaknya dua hektar lahan di Gunung Liman, pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, terungkap setelah seorang warga Baduy menangis minta tolong ke pemerintah.
Perusak adalah para penambang emas liar, terlihat dari bekas-bekas lubang galian yang ditinggalkan.
Permintaan tolong sang warga yang juga tetua Baduy yang diberi amanat menjaga hutan sakral di Gunung Liman ini diunggah di akun @inforangkasbitung dan menjadi viral.
Hutan yang disakralkan tersebut kini gundul lantaran adanya aktivitas tambang emas liar.
Bahkan, hutan yang rusak mencapai 2 hektar.
Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Lebak, Dulhani mengatakan, di hutan sakral itu ditemukan sejumlah lubang yang diduga tempat penambang liar mencari emas.
Lubang-lubang tambas emas ilegal itu berlokasi di Gunung Limun yang masuk wilayah Wewengkon Adat Kasepuhan Cibarani di Kecamatan Cirinten.
Lokasi itu masih masuk hutan titipan leluhur Baduy.
Hutan tersebut merupakan sumber mata air yang sangat dijaga oleh masyarakat suku Baduy.
Di sana terdapat sumber aliran sungai-sungai penting di Kabupaten Lebak dan Banten, yakni Sungai Cibarani, Ciliman, Ciujung, dan Sungai Cibaso.
Dedi Mulyadi bereaksi keras
Wakil Ketua Komisi IV DPR yang konsen pada isu lingkungan serta mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menyebut perusakan itu sungguh memalukan.
"Malu kita sebagai orang beragama melakukan perusakan. Ditangisi orang Baduy," kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (22/4/2021).
Dedi mendesak pemerintah pusat melalui pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menindak tegas penambangan emas ilegal di hutan sakral suku Baduy.
"Besok segera ditindak. Jangan biarkan perusakan alam terus berlanjut," tegas Dedi.
Janji Kapolda Banten: akan saya tindak tegas...
Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto Adi Nugroho menegaskan akan menindak tegas para pelaku yang sudah merusak hutan sakral di kawasan adat Baduy, Lebak.
"Kalau ada (gurandil atau penambang emas ilegal) pasti saya tindak tegas. Jangan diragukan komitmen saya," kata Rudy kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (23/4/2021).
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kombes Pol Joko Sumarno menambahkan, pihaknya sudah melakukan penutupan tambang emas ilegal di Gunung Liman, Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Banten.
Saat ini, Polda Banten tengah melakukan penyelidikan untuk memburu para penambang liar yang sudah merusak hutan sakral Baduy. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hutan Sakral Baduy Dirusak hingga Warganya Menangis, Dedi Mulyadi: Malu, Orang Beragama Melakukan Perusakan...
Baca juga: Menantu Jokowi Langsung Pecat Bawahannya karena Persoalan Ini, Tak Mau Lama-lama Adu Mulut
Baca juga: Pesawat Amerika Pemburu Kapal Selam Ikut Cari KRI Nanggala 402, Lewat 72 Jam Belum Ada Titik Terang
Baca juga: Setelah Waktu Buka Puasa, Ratusan Lansia Pekalongan Disuntik Vaksin Covid-19 di Museum Batik
Baca juga: Berpacu dengan Waktu, TNI Punya Waktu 72 Jam Selamatkan 53 Personel Kapal Selam KRI Nanggala 402