Berita Tegal
Potensi Keuntungan Ratusan Juta Rupiah Menguap saat Lebaran, Toko Oleh-oleh di Tegal Sepi Pembeli
Potensi Keuntungan Ratusan Juta Rupiah Menguap saat Lebaran, Toko Oleh-oleh di Tegal Sepi Pembeli
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: yayan isro roziki
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Toko oleh-oleh telur asin di sepanjang Jalan Pantai Utara (Pantura) Kota Tegal, kehilangan potensi keuntungan hingga ratusan juta rupiah selama Levaran 2021.
Ini karena adanya larangan mudik pada Lebaran 2021.
Potensi keuntungan mereka hilang sekira 80 sampai 90 persen.
Karyawan toko oleh-oleh di Pantura Tegal, Lisna (26) mengatakan, musim mudik lebaran mestinya menjadi ladang keuntungan bagi para pedagang oleh-oleh.
Tapi kondisinya berbeda karena adanya larangan mudik lebaran.
Ia mengatakan, omzet di masa larangan mudik tahun ini sekira Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta per hari.
Padahal pada musim mudik dua tahun lalu, sebelum adanya pandemi Covid-19, omzet mencapai Rp 10 juta per hari.
"Masa lebaran ini masih ada yang beli. Tapi kebanyakan orang lokal, orang luar daerah paling satu sampai dua orang."
"Ini kebanyakan langganan," katanya kepada tribunpantura.com, Sabtu (22/5/2021).
Lisna berharap, dampak yang dirasakan oleh pelaku UMKM dan toko oleh-oleh masuk dalam evaluasi larangan mudik lebaran.
Ia sendiri semula menyangka larangan mudik hanya akan berlangsung pada Lebaran 2020.
Namun tak disangka larangan tersebut juga berlangsung pada 2021.
Ia juga berharap, pandemi Covid-19 di Indonesia segera berakhir.
Supaya aktivitas jual beli di toko oleh-oleh kembali normal lagi.
"Tahun ini karena sudah tahu kondisinya (red, larangan mudik), jadi tidak ada telur yang terbuang."
"Kami menstok telurnya sedikit. Kalau larangan mudik pertama banyak yang terbuang," ungkapnya.
Pedagang telur asin di rest area, Ismi (46) mengatakan, hilangnya potensi keuntungan juga dirasakannya.
Pada musim mudik lebaran dua tahun lalu, omzetnya bisa mencapai Rp 20 juta per hari.
Tapi setelah ada larangan mudik, omzetnya hanya Rp 500 ribu per hari.
Padahal untuk mengontrak kios di rest area biayanya Rp 8,8 juta per bulan.
"Dulu musim mudik sebelum corona, stok telur per hari mencapai 500 butir. Tahun ini 600 butir saja untuk dua minggu," katanya. (fba)