Berita Tegal
Kisah Petugas Pemakaman Covid-19 di Tegal: Tidak Harapkan Insentif, demi Kemanusiaan dan Ibadah
Kisah Petugas Pemakaman Covid-19 di Tegal: Tidak Harapkan Insentif, demi Kemanusiaan dan Ibadah
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - 'Demi kemanusiaan', mantra itulah yang tertanam di hati para anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal, dalam bertugas di masa pandemi Covid-19.
Mereka ada di garda terdepan untuk mengantar jemput dan memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Bahkan di masa pandemi Covid-19 saat ini ini, pekerjaan mereka lebih ekstra.
Handphone mereka harus aktif secara full 24 jam.
Karena sewaktu-waktu mereka bisa saja dipanggil untuk proses pemakaman dengan protokol Covid-19.
Dalam sehari, mereka bisa memakamkan lima jenazah pasien Covid-19.
Meski hanya berstatus tenaga supporting staf (SS) di BPBD Kota Tegal, mereka tidak pernah mengharapkan pamrih dan meminta upah ataupun insentif.
Koordinator lapangan pemakaman Covid-19 Kota Tegal, Den Bagus (30) mengatakan, petugas BPBD bekerja lagi untuk memakamkan jenazah pada pandemi Covid-19 gelombang kedua.
Setelah terjadinya kenaikan angka kasus Covid-19 pada Juni 2021.
Ia mengatakan, sebelumnya BPBD Kota Tegal juga bertugas memakamkan jenazah pada pandemi Covid-19 gelombang pertama.
Sejak Oktober 2020 sampai Februari 2021.
"Kami mulai bekerja lagi sejak akhir Juni, setelah kasus naik," kata Bagus kepada tribunpantura.com, Jumat (16/7/2021).
Bagus mengatakan, tim pemakaman jenazah pasien Covid-19 totalnya berjumlah 12 orang.
Dalam proses pemakaman, ada delapan orang yang turun ke lapangan.
Pembagian tugasnya, satu orang sebagai sopir ambulans, satu orang sebagai penyemprot disinfektan, dan enam orang bertugas untuk menurunkan jenazah ke liang lahad.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/petugas-pemakaman-covid-19-tegal-bpbd.jpg)