Berita Pekalongan

Bangkrut di Jakarta karena Pandemi, Budi Kini Sukses Budidaya Lobster di Kampung Halaman

Pandemi Covid-19 menciptakan cerita tentang tekad dan semangat berkarya. Seperti yang dilakukan oleh Budi Firmansyah

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUN PANTURA/INDRA DWI PURNOMO
Budi Firmansyah (28), warga Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pembudidaya lobster air tawar. 

TRIBUNPANTURA.COM, KAJEN - Pandemi Covid-19 menciptakan cerita tentang tekad dan semangat berkarya.

Seperti yang dilakukan oleh Budi Firmansyah (28), warga Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Ia memilih budidaya lobster agar tetap berdaya di masa pandemi.

Manfaatkan garasi rumah, Budi menjadikan tempat tersebut untuk lokasi budidaya lobster air tawar.

Budi menceritakan awal mula budidaya lobster air tawar ini karena usahanya di Jakarta gulung tikar.

Akhirnya, memutuskan pulang kampung dan banting setir budidaya lobster.

"Awal mulai pandemi Covid-19, saya bekerja di Jakarta dagang sembako. Dagangan sepi dan kontrakan mau habis saya memilih pulang kampung untuk usaha yang lainnya," kata Budi Firmansyah (28), warga Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan kepada Tribunjateng.com, Selasa (20/7/2021).

Dia mengungkapkan, sebelumnya ia tidak tahu soal cara budidaya lobster jenis red claw.

Kemudian, memanfaatkan channel di Youtube untuk belajar cara budidaya lobster.

"Saya belajar budidaya lobster ini melalui Youtube. Setelah itu membuat kolam sederhana memanfaatkan salah satu ruangan yang tidak terpakai. Kolam itu berukuran 2x3 meter dibuat dengan terpal dan rangka besi," ungkapnya.

Budi mengatakan, awal budidaya dirinya membeli indukan lobster sebanyak 30 ekor. 

Sekarang sudah mulai berkembang menjadi sekitar tiga ribu ekor.

"Dari satu kolam, sekarang sudah menjadi 12 kolam. Saat ini saya sudah menjual bibit lobster namun masih skala sedikit. Bibit lobster ukuran 5-10 cm," ucapnya.

Di saat PPKM darurat ini berlangsung, dirinya mengaku tidak mengalami kesulitan untuk pemasaran lobster.

Budi menjelaskan pemasaran lobster ia melakukan online.

"Investasi awal saya hanya Rp 1 juta buat kolam dan indukan. Alhamdulillah sekarang menjual bibit umur 3 bulan dengan harga Rp 2.500 per ekor. Kalau orang ke sini untuk beli bibit biasanya ambil 20-30 ekor. "

"Sedangkan kalau indukan per 100 ekor harganya Rp 150 ribu," jelasnya.

Ia telah memiliki langganan sendiri baik di Jawa Tengah hingga Jakarta.

Kemudian untuk cara perawatannya sendiri sangat muda sekali.

"Makanya lobster sendiri sangat mudah menggunakan pelet udang, kalau tidak pakai lingkungan sekitar yaitu keong sawah, tauge, dan cacing tanah," imbuhnya.

Salah satu pembeli Septian (24) warga Kecamatan Wiradesa mengatakan, bahwa dirinya tertarik membeli bibit lobster karena ingin belajar budidaya hewan tersebut.

"Ini saya beli anaknya, harganya Rp 2.500 per ekor. Di sini saya belajar sambil tanya-tanya sama yang punya lobster," katanya. (Dro)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved