Berita Semarang

578 Anak di Semarang Terpapar Covid-19, Yayasan Anantaka: Jadi Sesuatu yang Mencemaskan

578 Anak di Semarang Terpapar Covid-19, Yayasan Anantaka: Jadi Sesuatu yang Mencemaskan

Tribunpantura.com/Eka Yulianti Fajlin
Tangkapan layar dialog bertema Anak Hebat Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19 dalam rangka Hari Anak Nasional, yang disiarkan secara live streaming melalui media sosial dan radio RRI, Jumat (23/7/2021). 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 pada anak menjadi perhatian Pemerintah Kota Semarang terutama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang.

Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik menyampaikan, pada awal pandemi kasus Covid-19 lebih banyak terjadi kepada usia dewasa dan lansia.

Namun ternyata, di Kota Semarang, tercatat sudah ada 578 anak terpapar Covid-19. Adapun lima diantaranya meninggal dunia.

"Kalau melihat kasusnya memang cukup besar, tapi akhir-akhir ini Kota Semarang sejak PPKM darurat sudah semakin menurun."

"Kami berharap akan terus menurun," ucap Khadik dalam dialog bertema Anak Hebat Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19 dalam rangka Hari Anak Nasional, yang disiarkan secara live streaming melalui media sosial dan radio RRI, Jumat (23/7/2021).

Pemerintah Kota Semarang sudah berupaya secara maksimal menyediakan tempat isolasi hingga tingkat RT.

Menurutnya, anak-anak tetap bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menjalani isolasi selama terpapar Covid-19.

Di sisi lain, dia mendorong anak menjadi aktor penggerak dalam menghadapi pandemi Covid-19.

DP3A pun melibatkan forum anak, generasi berencana, maupun karang taruna untuk berpartisipasi aktif menghadapi pandemi Covid-19.

Guna menekan angka kasus Covid-19 pada anak, pihaknya mengajak seluruh elemen untuk menyukseskan program vaksinasi anak usia 12-17 tahun.

"Anak-anak remaja kami ajak untuk jadi penggerak, menyosialisasikan program vaksinasi agar bisa sukses, anak-anak sehat, dan dapat mendukung Indonesia maju," paparnya.

Di samping itu, dalam kondisi pandemi Covid-19, DP3A Kota Semarang ingin memastikan seluruh anak tetap mendapatkan pemenuhan haknya.

Oleh karena itu, berteparan dengan Hari Anak Nasional, pihaknya tetap menggelar berbagai kegiatan lomba dan edukasi meskipun secara daring.

Sementara, Direktur Yayasan Anantaka, Tsaniatus Sholihah, menilai tahun kedua pandemi Covid-19 menjadi tahun yang mengkhawatirkan.

Pasalnya, pada tahun pertama kasus anak sangkat kecil. Namun seiring masuknya varian delta, kasus Covid-19 pada anak semakin meningkat.

"Itu jadi sesuatu yang mencemaskan. Ternyata teman aku terpapar, tetanggaku terpapar."

"Ini jadi hal baru yang mungkin mempengaruhi psikis mereka," ujar Ika, sapaannya, yang juga menjadi narasumber dalam acara yang sama.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved