Opini
Opini Idham Cholid: 'Gerakan Masyarakat' Kenapa Mesti Cari Panggung?
Opini Idham Cholid: 'Gerakan Masyarakat' Kenapa Mesti Cari Panggung? Ketua Umum Jayanusa; Pembina Komunitas Pedagang Kecil (Kompak) Wonosobo
Oleh Idham Cholid |Ketua Umum Jayanusa; Pembina Komunitas Pedagang Kecil (Kompak) Wonosobo
Kali ini saya akan "bermusik". Jangan salah, jujur saja, saya sebenarnya paling gak bisa nyanyi. Saya hanya penikmat saja. Ini pun tergolong pasif.
Bermusik, bagi saya, menghayati lagu dan liriknya. Paling tidak, tau juga siapa yang membawakannya.
Kalau ditanya, jenis musik apa yang disuka? Hampir semua genre musik saya suka. Kalau dangdut, tentu Rhoma Irama. Dari kecil juga sudah sering nonton film-filmnya.
Yang lain? Pokoknya yang berkarakter. Baik lagu, lirik, maupun karakter suara penyanyinya. Sangat banyak jika disebutkan. Salah satunya, Ahmad Albar.
Dia tergolong musisi sepuh, seumuran dengan Rhoma Irama, yang saya kagumi. Usianya kini sudah menginjak 75 tahun.
Tentu bukan hanya karena dia seorang habib, di mana sejak kecil saya selalu diajarkan untuk "mencintai" habaib.
Bukan pula karena dia mempunyai ayah sambung bernama Jamaludin Malik (ayah kandung Camelia Malik), tokoh NU pelopor perfilman nasional dan penggagas FFI. Bukan sekadar karena soal ke-NU-an itu.
Panggung Sandiwara
Yang pasti, Iyek --demikian Ahmad Albar biasa disapa-- tergolong musisi langka. Iyek atau Ayik, tak lain, panggilan sayang untuk sayyid ketika masih kanak-kanak.
Sayyid Ahmad Syekh Albar, nama lengkapnya, di mata saya mempunyai karakter khas. Lagu, lirik dan musiknya sangat mengena. Apalagi ketika dia bawakan lagu Panggung Sandiwara. Syairnya, sungguh luar biasa.
Maklum, lirik itu diciptakan Taufiq Ismail. Sastrawan Angkatan 66 asal Bukittinggi itu memang dikenal dengan karya-karyanya yang sarat makna.
Puisi-puisinya inspiratif, menggugah kesadaran terdalam keberagamaan kita. Tak sedikit juga yang kemudian dilantunkan musisi kenamaan. Sebut saja Bimbo, Chrisye, dan bahkan Rocker Ucok Harahap, pernah melantunkannya.
Panggung Sandiwara diciptakannya pada 1977. Kemudian Ahmad Albar membawakannya pada 1978 ketika masih tergabung dalam group band "Duo Kribo" bersama Ucok Harahap.
PCINU Inggris Raya: Perlu Skema Agar Khidmah Diaspora Santri Bisa Lebih Maksimal |
![]() |
---|
Opini Idham Cholid: Kepengurusan NU, Keadilan, dan Pemerataan |
![]() |
---|
Opini Idham Cholid: Mengapa Harus Gus Yahya? |
![]() |
---|
Opini Idham Cholid: Regenerasi Kepemimpinan NU, Jangan Setengah-setengah! |
![]() |
---|
Opini Idham Cholid: Jangan Salah Pahami Khittah 1926 |
![]() |
---|