Banteng vs Celeng

Polemik Banteng vs Celeng, Wakil Sekretaris DPD PDIP Jateng Sumanto Tanggapi Pernyataan FX Rudy

Polemik Banteng vs Celeng, Wakil Sekretaris DPD PDIP Jateng Sumanto Turut Angkat Bicara ketua dpc pdip solo fx hadi rudyatmo

Penulis: m zaenal arifin | Editor: yayan isro roziki
Dok DPD PDIP Jateng
Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng, Sumanto. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng, Sumanto angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua DPC PDI Perjuangan Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, terkait polemik banteng vs celeng.

Sumanto membela Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto.

Menurutnya, apa yang dilakukan pria yang akrab disapa Bambang Pacul tersebut merupakan bentuk menjalankan amanah Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Sebut Bambang Pacul Tak Pakai Logika Berpikir, Ketua DPC PDIP Solo Bangga Jadi Kader Banteng Celeng

Baca juga: Ketua DPC PDIP Solo FX Rudy Sorot Rangkap Jabatan Bambang Pacul: Kok Kayak Kurang Kader

"Mas Bambang Pacul itu menjalankan amanahnya, menjalankan perintah Ketua Umum," kata Sumanto, dalam rilisnya, Senin (18/10/2021).

Dikatakan Sumanto, terkait posisi Bambang Pacul yang menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu dan Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, DPD dan DPC Partai medukung penuh dan solid.

Pasalnya, Bambang Pacul dianggap sudah memberikan bukti prestasi dan bertanggungjawab dengan kedua amanat tersebut.

"Mas Pacul terbukti berprestasi, Jateng menjadi kandang banteng. Terbukti pada Pilpres 2019 di seluruh kabupaten/kota Jateng kita menang."

"Kemenangan di Jateng ini sekaligus menjadi kunci dan menutup kekalahan di  provinsi lainnya," tegas Sumanto.

Berdasarkan data, terang Sumanto, pada Pilpres 2019 di Jateng, pasangan Jokowi - KH Maruf Amin menang 77,29 persen.

Perolehan suaranya mencapai 16.825.511 suara, sedangkan Prabowo-Sandi hanya meraih 4.944.447 suara.

Selisih 11.881.064 suara kemenangan ini bisa menutup kekalahan di 3 provinsi, bahkan surpus sekitar 3 juta suara.

Menurutnya, prestasi lainnya yakni soal perolehan kursi DPRD Jateng yang semula dari 27 kursi menjadi 42 kursi.

Begitupun untuk DPR RI dapil Jateng dari 18 kursi menjadi 26 kursi.

Kemudian pada pilkada di Jateng, dari 21 pilkada maneng di 17 kabupaten/kota.

"Komandan Pacul terbukti berprestasi dalam setiap menjalankan amanah dari ketua umum."

"Oleh karena itu, kita percaya dan yakin beliau menjadi komandan pertempuran di 2024 agar partai bisa menang hatrick," ujarnya.

Sumanto juga mengingatkan bahwa bukti dan bakti kader banteng adalah menjunjung tinggi kehormatan, martabat, dan disiplin partai, serta akan mengutamakan kepentingan partai.

“Setiap kader apalagi yang menempati struktural partai terikat degan janji jabatan, sehingga kalau mau deklarasi capres harus mengikuti keputusan partai."

"Jika tidak mau mengikuti aturan dan ingin deklarasi, ya harus memilih," tegasnya.

Ditambahkan Sumanto, kader seperti itu bukan membangun partai, malah menggangu kerja-kerja partai, mengingat masih banyak kerja-kerja lain yang lebih penting.

"Sebagai kader apalagi masuk struktur, seharusnya sudah membaca intruksi partai perihal Penegasan Komunikasi Politik sebagaimana Surat nomor 3134/IN/DPP/VIII/2021 dan pasal 15 huruf f AD ART Partai," paparnya.

Sumanto menjelaskan soal isi surat tersebut yang merupakan instruksi partai tentang kedisplinan semua kader serta terkait dengan calon presiden dan wakil presiden yang menjadi hak prerogatif Ketua Umum.

"Kita harus menjalankan instruksi Ketua Umum, jangan sampai instruksi Ketua Umum hanya diangap angin lalu," pungkasnya.

Rudy sebut Bambang Pacul tak pakai logika

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, memberi balasan menohok ihwal sindiran Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) yang menyebut barisan kader partai yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Bambang Pacul melabeli kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP0 yang mendukung Ganjar sebagai Capres 2024 sebagai barisan celeng.

Menurut eks Wali Kota Solo, FX Rudy, Bambang Pacul tak pakai logika berpikir saat menyebut barisan kader PDIP pendukung Ganjar sebagai celeng.

Bahkan, Rudy senang bila ia pun disebut sebagai barisan kader 'banteng celeng'.

"Menurut saya (Bambang Pacul) kok tidak pernah pakai logika berpikir," kata Rudy saat ditemui wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (14/10/2021).

Dijelaskan, logika berpikir yang benar, celeng tak mungkin jalan berbelok-belok. Celeng, menurutnya, berjalan lurus.

Sehingga, kader banteng celeng adalah kader PDIP yang tegak lurus kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Karena itu, Rudy menyampaikan, istilah celeng bagi kader PDIP pendukung Ganjar Pranowo sebagai capres, dapat diambil sisi positifnya.

"Kalau bagi saya lebih mengambil pada pesan dari orangtua."

"Nek mlaku mbok yo ojo koyo celeng (kalau berjalan jangan seperti celeng), jalannya celeng itu kan lurus."

"Sehingga kalau yang mendeklarasikan itu sebetulnya tegak lurus."

"Apa pun yang dilakukan sekarang kalau ketua umum sudah memutuskan A pasti celeng-celeng ini juga ikut A," terang Rudy.

Banteng celeng kader PDIP sesungguhnya

Dia mengatakan, tidak perlu menanggapi deklarasi-deklarasi capres siapa pun.

Karena pemilihan presiden tidak hanya PDIP yang memilih, tetapi rakyat Indonesia.

"Saya berharap sudahlah tidak perlu mengomentari deklarasi-deklarasi siapa pun, karena yang namanya pemilihan presiden tidak hanya PDIP yang memilih, yang memilih rakyat Indonesia yang jumlahnya 250 juta," ungkap mantan Wali Kota Solo dua periode ini.

Rudy sendiri lebih senang dengan sebutan banteng celeng.

Menurut dia, kader banteng celeng justru yang tegak lurus.

"Lah dengan adanya pernyataan Mas Bambang Pacul yang (kader) mendeklarasi capres itu celeng, saya lebih senang jadi banteng celeng."

"Karena banteng celeng ini menurut saya yang tegak lurus," ungkap dia.

"Jadi jangan putus asa, jangan sakit hati bagi teman-teman yang deklarasi dikatakan celeng."

"Bahkan, celeng ini diambil positifnya saja, yang namanya kader yang tegak lurus seperti celeng itulah PDIP yang sesungguhnya."

"Bukan banteng celengan. Kalau banteng celengan hasil berpikir bagaimana mengumpulkan pundi-pundi," tambah dia.

Sebaliknya, lanjut dia, banteng celeng ini berpikir bagaimana mencari dukungan yang sebanyak-banyaknya, tidak menggantungkan orang lain, namun bagaimana mendapatkan sesuatu yang bermanfaat bangsa dan negara.

"Kami berharap tidak perlu diperpanjang terus. Dan yang deklarasi tidak hanya Ganjar kok. Mbak Puan juga deklarasi."

"Sehingga nanti kalau diperkeruh lama-lama juga banteng-banteng celeng akan deklarasi semua."

"Karena banteng celeng inilah banteng-banteng yang tegak lurus bukan banteng celengan," tegas Rudy.

Diketahui, Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng) Bambang Wuryanto memunculkan istilah bukan banteng, tetapi celeng bagi kader PDIP yang mendeklarasikan Ganjar Pranowo maju capres di Pilres 2024.

Kader PDIP yang mendahului Ketua Umum Megawati Soekarnoputri terkait capres dianggap telah keluar barisan.

Ganjar Pranowo sudah mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPC PDI-P Purworejo Albertus Sumbogo untuk maju di Pilpres 2024. (Nal)

Baca berita polemik banteng vs celeng di sini.

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved