Berita Jateng

Ini Esensi Berkunjung ke Makam Sunan Kalijaga di Demak Menurut Wahyu Sudiantoro

Makam Sunan Kalijaga yang terletak di Kadilangu, Kecamatan Demak, Kab Demak, merupakan tempat yang menjadi salah satu tujuan datangnya

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV
Warga melakukan ziarah di Makam Sunan Kalijaga, Kadilangu, Kecamatan Demak, Kab Demak, Jumat (1/10/2021) malam. 

TRIBUNPANTURA.COM, DEMAK - Makam Sunan Kalijaga yang terletak di Kadilangu, Kecamatan Demak, Kab Demak, merupakan tempat yang menjadi salah satu tujuan datangnya para pengunjung peziarah.

Kadilangu terletak sekitar dua kilometer dari pusat Demak atau Masjid Agung Demak.

Biasanya pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat Kliwon, akhir pekan dan hari libur, para pengunjung memadati kawasan Makam Sunan Kalijaga.

Kedatangan orang-orang bisa dari berbagai daerah dan memiliki maksud beragam.

Selain berziarah, orang-orang berkunjung untuk mengenal lebih dalam tentang Makam Sunan Kalijaga, mempelajari sejarah, mengabadikan momen atau sekadar berwisata religi.

Namun, apakah sebenarnya esensi dari mengunjungi makam itu sendiri?

Pengawas Kantor Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu, R Wahyu Sudiantoro, mengatakan bahwa pihaknya berharap banyak manfaat yang bisa didapatkan pengunjung saat datang ke Makam Sunan Kalijaga.

“Jadi ada maksud dan tujuan yang luar biasa dari alur perjalanan ketika masuk di Makam Sunan Kalijaga.

Mulai dari masuk ke lorong, memegang blandar (tiang penyangga), berwudhu, ditulis nama dan asal peziarahnya, melihat makam Mbah Sunan Kalijaga, berdoa, hingga akhirnya keluar menuju ke masjid.

Terdapat kajian bahwa kita bisa belajar mati, artinya mengingatkan kita kepada kematian, terutama setelah kematian.

Seperti berwudhu, artinya kita harus dalam keadaan suci, saat ditanyai nama dan asal daerah bisa menjadi representasi bahwa saat manusia meninggal akan ditanyai tentang asal serta amal ibadah di kehidupannya.

Bahkan setelah dalam perjalanan keluar, peziarah menuju masjid, artinya kita nantinya setelah meninggal akan kembali ke rumah Allah SWT. Di situlah letak esensinya,” ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (20/10/2021).

“Dari sekeluarga ahli waris keturunan Sunan Kalijaga ingin mengembalikan esensi sebenarnya dari ziarah ini.

Salah satunya mengingatkan sosok Beliau yang melakukan syiar dengan melakukan pendekatan-pendekatan budaya,” imbuhnya.

Sebagai informasi, melansir dari pariwisata.demakkab.go.id, Kadilangu merupakan tempat di mana Sunan Kalijaga atau Raden Syahid dimakamkan.

Sunan Kalijaga merupakan satu di antara kesembilan Wali yang sangat kharismatik dan berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, khususnya di Kerajaan Demak

Kadilangu adalah wilayah yang dihadiahkan khususnya kepada Sunan Kalijaga oleh Raden Sultan Fattah selaku Sultan atau Raja dari Kerajaan Demak.

Tak sedikit pula kunjungan dari mancanegara, terutama Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. 

Yang dimakamkan di pemakaman Kadilangu ini juga merupakan keturunan dari Raden Fattah dan para sesepuh Kadilangu yang secara keturunan masih termasuk dalam keluarga Reden Fattah.

Di makam ini pula, setiap tahun digelar acara adat Kabupaten Demak yaitu penjamasan pusaka Sunan Kalijaga, yang lebih dikenal dengan Grebeg Besar.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved