Muktamar NU

Gus Yahya Terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, Ganjar: Saya Teringat pada Sosok Gus Dur

Yahya Cholil Staquf Jadi Ketum PBNU terpilih muktamar ke-34 nu di lampung, Ganjar Pranowo Teringat pada Sosok Gus Dur

Penulis: m zaenal arifin | Editor: yayan isro roziki
Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo - Ganjar mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12/2021). Ganjar menyebut, Gus Yahya mengingatkannya pada sosok Gus Dur. 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menyampaikan selamat atas terpilihnya Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) periode 2021-2026.

Terpilihnya Gus Yahya mengingatkan Ganjar pada sosok KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Terlebih, Gus Yahya cukup lekat dengan Gus Dur saat KH Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Saat Gus Dur menjabat sebagai Presiden, Gus Yahya bertindak sebagai juru bicara (jubir) Presiden Gus Dur.

Ganjar yang sedang roadshow untuk memantau pelaksanaan pos pelayanan dan pos terpadu Natal dan Tahun Baru 2022, mengaku mengikuti proses pemilihan langsung di Rapat Pleno V Muktamar NU yang digelar di Lampung.

"Selamat untuk Gus Yahya memimpin PBNU, tentu saja ini sesuatu yang membikin energi baru buat NU mencoba regenerasi," kata Ganjar di sela kegiatannya, Jumat (24/12/2021).

Terpilihnya Gus Yahya, kata Ganjar, mengingatkannya pada semangat pluralisme yang selalu dibawa oleh Presiden ke 4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Apalagi, lanjut Ganjar, Gus Yahya juga ingin mengembalikan semangat itu ke PBNU.

"Saya kira itu merupakan sinyal bagus karena Gus Dur kita langsung inget bagaimana pluralism terjaga, bagaimana keberpihakan kepada minoritas terjaga dan bagaimana gaya yang sangat cair terhadap siapapun, dan ini bagian yang pasti akan menjadi kekuatan nu dalam berkontribusi pada pembangunan," ujar Ganjar.

Ganjar menilai Gus Yahya juga akan melanjutkan tampuk kepemimpinan yang telah dibangun dengan baik oleh KH Said Aqil Siradj.

Ganjar mengatakan PBNU di bawah pimpinan KH Said Aqil sudah maju dengan bagus.

"Saya haqul yakin NU akan berjalan jauh lebih baik karena pindah yang diletakkan oleh KH Said Aqil sangat luar biasa dan Gus Yahya tinggal melanjutkan," tandas Ganjar.

Sebagai informasi, Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk periode 2021-2026.

Keputusan itu dihasilkan dalam agenda Rapat Pleno V Muktamar NU yang memiliki agenda pemilihan Ketum digelar di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021) pagi.

Gus Yahya bukan sosok asing untuk NU.

Gus Yahya pernah menjabat sebagai Katib Aam PBNU pada 2015-2020. Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah mendapuk Gus Yahya sebagai juru bicara.

Raih 337 suara

Nahdlatul Ulama (NU) resmi mempunyai nahkoda anyar, yang dipilih dalam gelaran muktamar ke-34 NU di Bandar Lampung.

Muktamirin (peserta muktamar) mayoritas memberikan suaranya untuk KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Dalam voting pemilihan Ketum PBNU masa Khidmat 2021-2026, Gus Yahya mengungguli KH Said Aqil Siradj.

Gus Yahya memperoleh 337 suara muktamirin, sementara Kiai Said meraup 210 dukungan.

Walhasil, Gus Yahya secara resmi terpilih sebagai kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU) dengan suara terbanyak pada perhelatan Muktamar NU akhir 2021 di Lampung, Jumat (24/12/2021). 

Seusai penghitungan suara, Gus Yahya memeluk erat Kiai Said sembari berlinang air mata, tak kuat menahan tangis haru.

Sementara itu Kiai Said tampak legowo dengan hasil penghitungan suara.

Ketegangan dalam penghitungan suara

Momen haru Ketum PBNU terpilih dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) memeluk erat KH Said Aqil Siradj (Kiai Said) sambil berlinang air mata. Jumat (24/12/2021). (Tribunlampung.co.id/Deni Saputra)
Sejak awal penghitungan suara, ketegangan tampak menyelimuti ruang sidang pleno IV Muktamar ke-34 NU ini.

Kiai Said sendiri sesekali tampak melihat smartphone yang ada ditangannya.

Namun, sesekali dia juga menengok papan penghitungan suara.

Suasana ketegangan masih terus terasa hingga setengah penghitungan suara berjalan.

Para pendukung Gus Yahya sesekali mengucapkan Allahuakbar melihat hasil penghitungan suara jagoannya semakin jauh meninggalkan suara Said Aqil.

Biografi Gus Yahya: lahir dari rahim pesantren 

Gus Yahya lahir pada tahun 16 Februari . 1966 dan merupakan tokoh Nahdlatul Ulama dari kota Rembang, Jawa Timur. 

Beliau adalah santri tulen, ia mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang.

Singkatnya, Gus Yahya adalah sosok yang lahir dari Pesantren.

Gus Yahya sedari kecil belajar di Pesantren, bermula dari Pendidikan formal di Pesantren Raudlatut Tholibin Rembang, Jawa Tengah.

Lalu berlanjut ke Pondok Pesantren KH Ali Maksum di Krapyak, Yogyakarta. Saat itu ia juga kuliah di Fisipol Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Panggilan ‘Gus’ setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren, panggilan untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren. 

Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU.

Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri. Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Gus Yahya juga keponakan dari ulama Kharismatis dari NU, KH Mustofa Bisri, atau biasa disapa Gus Mus.

Sedangkan adiknya, Yaqut C. Qoumas adalah Menteri Agama yang baru dilantik Jokowi menggantikan Fachrul Rozi. 

Saat Gus Dur menjadi presiden keempat, Gus Yahya diberi amanah sebagai Juru Bicara Presiden (Jubir). 

Sosok yang terkenal juga lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong  ini pada 2018-2019 diberi amanah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menggantikan KH Hasyim Muzadi yang wafat.

Kini, ia bukan lagi sekadar santri, melainkan pemimpin organisasi islam terbesar di dunia. 

Seoarang yang lahir dari rahim pesantren dan berjuang untuk membuat NU kian maju. (Nal)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved