Berita Tegal
Kisah Heni Sumiyati Badannya Tersetrum saat Rumahnya Tersambar Petir
Masih sangat jelas dalam ingatan Heni Sumiyati (42), suara menggelegar petir yang menyambar rumahnya saat tahun baru, Sabtu (1/1/2022).
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Masih sangat jelas dalam ingatan Heni Sumiyati (42), suara menggelegar petir yang menyambar rumahnya saat tahun baru, Sabtu (1/1/2022).
Rumahnya yang beralamat di Kelurahan Kalinyamatkulon, Kota Tegal, tersambar petir hingga dua kali.
Kejadian terjadi sekira pukul 17.30 WIB.
Hingga hari ini, kedua telinga Heni masih merasakan bising suara dengingan.
Sementara ketiga anaknya masih ketakutan setiap hendak ke toilet saat terjadi hujan.
Heni bercerita, rumahnya tersambar petir sebanyak dua kali.
Saat itu ia sedang mandi, sedangkan ketiga anaknya berada di ruang depan.
Pada sambaran yang pertama, petir mengenai genting rumah hingga rusak.
Kemudian sambaran yang kedua suaranya menggelegar sangat keras.
Petir menyambar dinding kamar mandi hingga berlubang.
"Terdengar suara gelegar, tapi saya gak sadar kalau itu ke rumah saya.
Begitu yang kedua, ledakan terulang lagi lebih keras.
Saya berteriak astaghfirullah hal adzim tiga kali sambil mendekap tubuh," kata Heni kepada tribunjateng.com, Senin (3/1/2022).
Heni mengatakan, setelah sambaran yang kedua itu listrik rumahnya dan lima rumah tetangga padam.
Bahkan saklar rumahnya pun sampai gosong dan mengeluarkan asap.
Ia kemudian segera berlari ke tempat anak-anaknya dengan kondisi tubuh penuh pasir dan semen.
"Saya langsung ke anak-anak.
Saya bilang telinga mamah dengarnya gak jelas, nging terus.
Terus anak yang nomor dua meluk saya sambil nangis," ujarnya.
Heni bersyukur, ia dan ketiga anaknya dapat selamat dari peristiwa petir yang menyambar rumahnya.
Tetapi, tubuhnya sempat merasakan seperti tersetrum saat petir menyambar.
Kemudian kedua telinganya merasakan bunyi bising berdenging yang hingga saat ini masih terasa.
Setelah kejadian, ia dan anak-anaknya selama dua hari mengungsi di rumah orangtua.
"Saya bersyukur anak-anak selamat.
Saya ada sedikit luka bakar seperti terkena percikan api.
Lukanya ada di paha dan perut," ungkapnya.
Heni mengatakan, untuk kerusakan tidak begitu banyak.
Di antaranya ada bagian genting yang rusak, dinding toilet bolong, lampu-lampu pecah, dan beberapa kabel rusak.
Ia memperkirakan kerugian mencapai Rp 400 ribu sampai Rp 500 ribu.
Ia juga berharap, pemerintah kota memberikan bantuan untuk perbaikan rumahnya.
Karena saat ini suaminya masih bekerja di Kalimantan.
"Saya minta bantuan kelurahan untuk membantu kami.
Misalnya memperbaiki listrik agar dapat hidup kembali," jelasnya.