Berita Batang

Edukasi Dini Calon Pasangan Sebelum Menikah Jadi Solusi Turunkan Angka Stunting

Kasus stunting menjadi salah satu program prioritas penanganan yang difokuskan Pemerintah.

Penulis: dina indriani | Editor: muh radlis
IST
Harian KOMPAS bersama Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi dalam webinar yang berjudul “Bersama Cegah Stunting, Wujudkan Generasi Sehat di Masa Depan” secara daring, Rabu (26/1/2022). 

TRIBUNPANTURA.COM, BATANG - Kasus stunting menjadi salah satu program prioritas penanganan yang difokuskan Pemerintah.


Data tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting di Indonesia masih sebesar 27,67 persen dan ditargetkan turun sebesar 14 persen pada tahun 2024.


Seiring dengan perayaan Hari Gizi Nasional 2022, Harian KOMPAS bersama Danone Indonesia menyelenggarakan kegiatan edukasi dalam webinar yang berjudul “Bersama Cegah Stunting, Wujudkan Generasi Sehat di Masa Depan” secara daring, Rabu (26/1/2022).


Topik ini diangkat untuk berdiskusi mengenai bagaimana pemerintah, masyarakat dan termasuk perusahaan untuk dapat mencapai target penurunan stunting di Indonesia.


Dalam diskusi tersebut mengundang beberapa narasumber seperti Dr. Dhian P. Dipo, MA Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes RI, dr H. Hasto Wardoyo Kepala BKKBN RI, Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif Dokter Spesialis Anak dan Guru Besar FKUI dan Arif Mujahidin, Communications Director Danone Indonesia.


MA Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes, Dr. Dhian P. Dipo menyampaikan bahwa target penurunan stunting ini harus ditangani dengan kerjasama, kerja keras dan kerja nyata 
agar tercapai.


 “Ada dua hal intervensi dalam penurunan angka stunting, yaitu intervensi spesifik dan sensitif, dan kementerian kesehatan memiliki tanggung jawab di intervensi spesifik yaitu dengan penguatan kapasitas SDM mulai dari tenaga kesehatan, guru hingga perangkat desa agar bisa melakukan tindak lanjut dengan tepat saat menemui kasus di lapangan," jelasnya.


Lebih lanjut, Kepala BKKBN RI dr H. Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa penurunan angka stunting dapat tangani dengan tepat dimulai dari data, yang kemudian diolah atau dituangkan dalam penyusunan strategi.


“Salah satu langkah dini yang bisa diambil adalah bekerjasama dengan kementerian agama dan jajarannya yang harus mengidentifikasi calon pasangan yang menikah," tuturnya.


Dia mencontohkan bisa dengan mengadakan pemeriksaan 3 bulan sebelum pernikahan untuk pengecekan lingkar lengan atas, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh dan HB.


Mulai dari 4 pemeriksaan tersebut yang akan menjadi program wajib.


Selain itu, Prof. dr. Damayanti Rusli Sjarif selaku Dokter Spesialis Anak dan Guru Besar FKUI menjelaskan bahwa stunting dapat ditangani selama 2 tahun pertama kehidupan anak. 


“2 penyebab stunting yaitu malnutrisi atau asupan gizi yang kurang dan kebutuhan gizi anak yang meningkat,  kebutuhan gizi anak yang meningkat bisa disebabkan oleh sakit, infeksi, prematuritas, alergi makanan dan kelainan metabolisme sehingga faktor pencegahan stunting menjadi hal yang utama," imbuhnya.


Dukungan pencegahan stunting juga datang dari pihak swasta, ommunications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menyampaikan bahwa Danone Indonesia turut serta mendukung gerakan pemerintah baik untuk mencegah dan mengatasi stunting. 


Berbagai langkah upaya dilakukan dengan berkolaborasi dengan para stakeholder untuk menjawab tantangan ini.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved