Berita Semarang

Covid-19 di Semarang Sudah Tembus Seratusan, Hendi Menduga Varian Omicron Sudah Menyebar

Penyebaran Covid-19 di Kota Semarang sangat cepat dalam dua pekan terakhir. Awal Februari ini, kasus sudah menembus seratusan. 

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
Tribunpantura.com/Eka Yulianti Fajlin
Wali Kota Semarang, Hendrar 'Hendi' Prihadi. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Penyebaran Covid-19 di Kota Semarang sangat cepat dalam dua pekan terakhir.

Pada pertengahan Januari lalu, Covid-19 di Kota Lunpia rata-rata hanya satu kasus. Pada awal Februari ini, kasus sudah menembus seratusan. 

Berdasarkan data Pemerintah Kota Semarang pada laman siagacorona.semarangkota.go.id, Covid-19 aktif mencapai 123 kasus hingga Jumat (4/2/2022) pukul 16.30. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menhatakan, sudah mengirimkan sampel untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui jenis varian Covid-19.

Baca juga: PSIS Semarang Ingin Lawan Persik Kediri Momentum Pelampiasan usai Main Imbang dengan Persebaya

Baca juga: Hasil Tes Swab PCR Serentak, Dinas Kesehatan Temukan 3 Guru SMPN 2 Kendal Terpapar Covid-19

Meski belum ada hasil laboratorium resmi,  dia menduga, varian Omicron mulai menyebar karena kenaikan kasus di Kota Lunpia sangat cepat dua pekan terakhir. 

"Di dasboard siagacorona dari hari ke hari naiknya cepat, tidak seperti varian delta. Ini harus disikapi, dicermati, disadari," ucap Hendi, sapaannya. 

Dia menyebutkan, pelaku perjalanan menduduki posisi pertama yang paling banyak terpapar Covid-19. Kemudian, disusul karyawan perkantoran, keluarga, dan pendidikan. 

Diakuinya, varian Omicron memang tidakada gejala yang berat. Mayoritas merasa sehat. Karena lupa tidak menerapkan protokol kesehatan secara disiplin membuat virus menyebar sangat cepat.

Dia meminta masyarakat yang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa berpindah ke isolasi terpusat agar tidak menularkan kepada anggota keluarga.

Dia meminta kepala puskesmas untuk bisa berkoordinasi dengan lurah, Polsek, dan Koramil untuk menarik pasien yang berada di rumah ke isolasi terpusat. 

"Menurut saya, kalau orang  sudah sakit dirawat di rumah pasti akan menulari," ujarnya. 

Hendi menambahkan, booster harus dilakukan percepatan mengingat saat ini baru mencapai 9,98 persen.

Dinas Kesehatan, kata dia, beralasan karena masih fokus vaksinasi dosis kedua untuk pelajar. Dia meminta Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan TNI/Polri untuk melakukan booster secara masif. 

"Saya pikir bisa kolaborasi TNI, Polri dengan pemda, bergabung melakukan booster scra masif. Kalau tidak percepatan, ya Covid-19 tidak akan bisa kita tekan," tegasnya. 

Baca juga: Delapan Orang Korban Pesta Miras Oplosan di Jepara Masih Dirawat di Rumah Sakit

Baca juga: Tersangka Pemilik Warung Pesta Miras Oplosan yang Tewaskan 9 Orang Buang Barang Bukti ke Sungai

Di sisi lain, Hendi menyebutkan, masih ada 72 ribu warga yang belum melakukan vaksinasi dosis kedua.

Data ini akan segera disebar ke kelurahan, kepala puskesmas, koramil, dan polsek supaya mereka yang belum vaksin dosis kedua bisa didatangi dan dijemput untuk vaksinasi. 

"Kami pertajam lagi pengawasan edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Tim dari tingkat kota, kelurahan, kecamatan yang kemarin longgar dan santai, saya mnta lebih aktif lagi," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved