Berita Tegal

Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam dan Sapi di Tegal Merangkak Naik

Menjelang Ramadan, harga daging ayam dan daging sapi di pasar tradisional Kota Tegal, kompak mengalami kenaikan.

TribunPantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
Seorang pedagang daging ayam di Pasar Pagi Kota Tegal, sedang menata dagangannya, Jumat (11/3/2022) 

TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Menjelang Ramadan, harga daging ayam dan daging sapi di pasar tradisional Kota Tegal, kompak mengalami kenaikan.

Dalam beberapa hari terakhir, harga keduanya sama-sama naik Rp 5.000 per kilogram.

Daging ayam dari harga Rp 33 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 38 ribu per kilogram. 

Lalu, daging sapi dari harga Rp 125 ribu per kilogram, kini menjadi Rp 130 ribu per kilogram. 

Pedagang daging ayam di Pasar Pagi Kota Tegal, Kartini (52) mengatakan, harga daging ayam mengalami kenaikan dalam dua hari terakhir. 

Saat ini harganya Rp 38 ribu per kilogram. 

Ia mengatakan, kenaikan harga daging ayam karena sebentar lagi akan memasuki Ramadan.

Biasanya harga akan terus merangkak naik hingga lebaran. 

Paling tinggi harga daging ayam bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram. 

"Faktor kenaikannya karena mau bulan puasa".

"Barangkali mau ramadan, mau ruwahan, jadi naik," kata Kartini, Jumat (11/3/2022). 

Pedagang daging sapi, Wati (30) mengatakan, daging sapi juga mengalami kenaikan harga lagi dalam empat hari terakhir. 

Kini harganya sudah mencapai Rp 130 ribu per kilogram. 

Menurut Wati, harga daging sapi mulai mengalami kenaikan pada akhir Februari 2022. 

Kenaikan pertama sekira Rp 5.000.

Dari harga normal daging sapi Rp 120 ribu per kilogram, menjadi Rp 125 ribu per kilogram. 

"Ini naik lagi sudah empat hari".

"Sekarang ada yang jual Rp 128 ribu per kilogram, ada juga yang jual Rp 130 ribu per kilogram," ujarnya. 

Berbeda dengan daging ayam, Wati menjelaskan, kenaikan daging sapi bukan karena akan Ramadan. 

Karena biasanya kenaikan harga daging sapi itu menjelang lebaran, bukan Ramadan.

Ia mengatakan, kenaikan tersebut lebih dikarenakan stok daging sapi sedang sulit. 

Seperti yang dikatakan pihak pemasok kepada para pedagang. 

"Bukan karena mau bulan puasa".

"Karena biasanya daging sapi naik saat mau lebaran," jelasnya. 

Wati berharap, pemerintah bisa turun dan membantu masyarakat untuk menstabilkan harga daging sapi. 

Kasihan masyarakat dan pedagang kecil sepertinya. 

Ia menilai, tingginya harga menyebabkan daya beli masyarakat terhadap daging sapi turun. 

Karena banyak harga kebutuhan yang juga sedang tinggi, seperti minyak goreng, gas, kedelai dan sebagainya. 

"Inginnya stabil. Jangan naik terus, kasihan pembelinya".

"Dikira pedagang yang menaikan harga".

"Padahal kan sudah dari pemasok," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved