Pria yang Tertabrak Kereta Api Bangunkarta di Purwokerto Diduga Kuat karena Bunuh Diri

TRIBUNPANTURA.COM, PURWOKERTO - Seorang pria tertemper Kereta Api Bangunkarta di selatan Stasiun Kereta Api Purwokerto atau tepatnya di Timur Underpass Jenderal Sudirman, Rabu (23/3/2022) sekira pukul 12.11 WIB. 

Pria itu diketahui bernama Muslih Purwoto, (71) beralamat di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Pria itu tertemper di perlintasan rel kereta km 350+550 antara Notog-Purwokerto jalur hilir masuk wilayah Kelurahan Bantarsoka RT 1 RW 3, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.

Berdasarkan kronologi kejadian masinis KA Bangunkarta relasi Yogja-Pse telah ditemper ( ditabrak ) oleh pejalan kaki di km 350+5/4 jalur hilir emplasemen Purwokerto. 

Selanjutnya pihak stasiun memerintahkan kepada petugas Polsuska dan penjaga palang pintu Kelurahan Pasirmuncang mendatangi lokasi. 

Kemudian mereka menuju ke lokasi dengan berjalan kaki. 

Sesampainya di tempat kejadian, mendapati ada seorang laki-laki tergeletak di tengah rel kereta api dengan posisi tertelungkup dan sudah meninggal dunia. 

Kemudian mereka memindahkan jenazah ke sebelah timur rel dengan tujuan agar tidak terseret kereta yang akan melintas nantinya.

Jenazah kemudian dibawa ke RS Margono Soekarjo Purwokerto sambil menunggu keluarga korban dari Jakarta.

Berdasarkan hasil olah TKP korban mengalami luka robek pada kepala bagian belakang. 
 
"Diduga kuat korban bunuh diri dengan cara menabrakkan diri ke kereta api dan korban tidak membawa identitas apapun," ujar Kapolsek Purwokerto Barat, AKP Warsono sebagaimana keterangan tertulis kepada Tribunbanyumas.com.

Unit inafis melakukan pengecekan identitas dan mendapatkan hasil seperti tersebut diatas. 

Langkah-langkah yang dilakukan berkordinasi dengan Polsek Duren sawit untuk mencari keluarga korban.

Menitipkan jenazah korban ke RSUD Margono Soekardjo sambil menunggu terhubung dengan keluarga korban.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah mengingatkan masyarakat tidak melakukan aktivitas yang membahayakan di sekitar jalur KA.  

Aktivitas seperti ini tak hanya berbahaya namun berpotensi melanggar ketentuan undang-undang.