Berita Slawi
Abdul Fikri Faqih Minta Pemerintah Bantu Pengembangan Destinasi Wisata Berbasis Religi di Tegal
Abdul Fikri Faqih, meminta pemerintah pusat untuk memfasilitasi pengembangan destinasi wisata berbasis religi seperti Cikura di Kabupaten Tegal.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, meminta pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, untuk memfasilitasi pengembangan destinasi wisata berbasis religi seperti Cikura di Kabupaten Tegal.
Fikri menyatakan hal itu, saat membuka kegiatan BISA FEST yang digelar Direktorat Event Nasional dan Internasional Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf RI.
Kegiatan ini bertemakan “Festival Seni dan Budaya Santri: Mendukung Desa Wisata Religi Cikura untuk Memperkaya Khazanah Budaya di Nusantara."
Acara tersebut dilaksanakan secara meriah di Pondok Pesantren At-Tauhidiyah Cikura, Kabupaten Tegal, dihadiri ratusan audiens dari para santri, pengasuh pondok, dan masyarakat sekitar.
“Pondok Pesantren At-Tauhidiyah Cikura Kabupaten Tegal sudah lama menjadi destinasi religi bagi ribuan peziarah, dan dalam rangka haul ulama legendaris K.H Armia, saat ini butuh banyak perhatian utamanya infrastruktur,” kata Fikri, dalam rilis, Sabtu (17/9/2022).
Menurut Fikri, destinasi wisata religi merupakan salah satu alternatif wisata yang memiliki banyak manfaat bagi para peminatnya.
“Luar biasa wisata religi ini menawarkan tidak hanya rekreasi jasad (fisik), tapi juga ruhani untuk para pengunjungnya. Jadi jalan-jalan yang bermanfaat tidak hanya dunia, namun akhirat pun InsyaAllah dapat,” jelasnya.
Pada festival santri tersebut, menampilkan ragam seni budaya dari santri yang kental nafas Islam, seperti gambus sholawat, hadroh yang diiringi rebana, pencak silat, dan lainnya.
Fikri menyoroti dari sisi infrastruktur fisik seperti jalan akses menuju Ponpes At-Tauhidiyah yang mulai butuh perbaikan di beberapa titik.
“Terlebih pada saat acara haul K.H Armia, ponpes Cikura dihadiri peziarah hingga ratusan ribu orang dari seluruh nusantara, karena jalannya sempit, butuh waktu berjam-jam untuk sampai di lokasi,” ujar Fikri.
Selain itu, Fikri juga menyarankan pembangunan infrastruktur akomodasi seperti penginapan, rumah makan, dan sentra informasi seperti museum untuk mendukung pengembangan destinasi wisata religi Cikura.
“Dukungan semua pihak termasuk masyarakat sekitar pondok dibutuhkan, selain adanya potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar,” imbaunya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwsata Kabupaten Tegal, Akhmad Uwes Qoroni, menyatakan pihaknya mendukung pengembangan destinasi wisata religi di Cikura.
Hal ini, karena sesuai arah pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Tegal yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Pepariwisataan Kabupaten Tegal tahun 2018-2025.
“Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Tegal dilaksanakan berdasarkan prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, dengan mengutamakan kearifan lokal (local wisdom) sebagai tema pengembangannya. Berorientasi pada upaya peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan, serta pelestarian lingkungan, tata kelola yang baik, cara terpadu lintas sektor, lintas daerah, dan lintas pelaku, mendorong kemitraan sektor publik dan privat,” papar Uwes.
Sekertaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf RI, Edy Wardoyo, juga mengungkapkan pihaknya akan membantu destinasi wisata religi dalam hal pendampingan dan penguatan desa wisata, melalui pelatihan dan konsolidasi bersama antara masyarakat desa, pemerintah daerah, dan pusat.
“Desa wisata itu tanggungjawab warganya, kemudian pemerintah tinggal mendorong dan memfasilitasi, serta mempromosikan. Masyarakat terus kreatif mengembangkan potensi di desanya, buat paket-paket wisata, homestay yang bersih dan nyaman, kuliner khas, serta keamanan bagi turis,” jelas Edy.
Sementara itu, pihak Pondok At-Tauhidiyah Cikura diwakili oleh Ketua Pondok, Ustadz Ma’moen, mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan Festival Seni Budaya Santri di pesantrennya.
Ia juga berharap, kegiatan ini bisa membantu promosi ponpes At-Tauhidiyah menjadi salah satu destinasi wisata religi unggulan di Kabupaten Tegal khususnya.
Seperti diketahui, Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah sendiri didirikan oleh KH Armia pada tahun 1880, di Desa Cikura, Kecamatan Bojong, dan merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Kabupaten Tegal.
Hingga kini, jumlah santrinya mencapai ribuan orang, baik yang bermukim maupun yang non mukim.
Saat ini, ponpes At-Tauhidiyah dibawah asuhan K.H Ahmad Sa’idy bin K.H. Said bin K.H Armia, berlokasi di dua tempat yakni Ponpes Giren dan Ponpes Cikura.
Pada bulan muharram, Haul K.H selalu ramai dikunjungi umat Islam dari dalam maupun luar negeri.
Haul tersebut, dalam rangka mengenang perjuangan KH. Armia dalam mensyiarkan agama Allah, terutama ilmu-ilmu tauhid.
Pada 2018, Bupati Tegal menerbitkan SK yang menetapkan Pondok Pesantren At-Tauhidiyah di Cikura dan Giren sebagai destinasi wisata religi di Kabupaten Tegal. (*)