Berita Tegal
Perajin Tempe di Kota Tegal Keluhkan Mahalnya Harga Kedelai
Para perajin tempe di Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal mengeluhkan tingginya harga kedelai pasca kenaikan harga BBM.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m zaenal arifin
lihat foto
TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Para perajin tempe di Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal mengeluhkan tingginya harga kedelai pasca kenaikan harga BBM.
Menurut mereka tiap harinya harga kedelai terus merangkak naik.
Terbaru harga kedelai sudah Rp 13 ribu per kilogram.
Seorang perajin tempe, Mariyah (63) mengatakan, harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp 13 ribu per kilogram.
Sehari sebelumnya Rp 12.950 ribu per kilogram.
Dua hari sebelumnya tercatat Rp 12.750 ribu per kilogram.
"Harga kedelai naik terus setelah kenaikkan harga BBM. Padahal sebelumnya hanya Rp 11 ribu per kilogram," kata Mariyah, Senin (3/10/2022).
Perajin tempe lain, Wardoyo (37) mengatakan, kenaikan harga kedelai otomatis membuat perajin tempe pusing.
Karena di pasar masyarakat tidak mau jika harga tempe naik.
Di sisi lain, daya beli masyarakat juga ikut menurun seusai kenaikan BBM.
"Masyarakat gak mau harga tempe ikut naik. Ya akhirnya ukuran tempenya yang kita perkecil," ujarnya.
Wardoyo mengatakan, kedelai mengalami kenaikan drastis setelah adanya kenaikan BBM.
Sebelumnya hanya Rp 11.500 per kilogram.
Ia berharap, pemerintah bisa membantu para perajin tempe dengan menurunkan harga kedelai.
Karena kenaikkan terus terjadi tapi diimbangi penurunan.
Padahal dulu sebelum adanya pandemi Covid-19, harga kedelai paling mahal hanya Rp 8.000 per kilogram.
"Kami berharap pemerintah bisa menekan harga kedelai. Kami pun mengurangi produksi harian yang biasanya 1 kuintal menjadi 80- 90 kilogram," ungkapnya. (*)
