Berita Semarang
Menengok Hutan Mangrove Tapak, Pesisir Paling Utuh di Semarang
Di kawasan itu bisa dibilang kawasan pesisir paling utuh di kota lunpia.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Mendatangi kawasan pesisir di kota Semarang tentu lekat sekali dengan abrasi dan ancaman banjir rob.
Namun, kondisi berbeda dapat dijumpai di kawasan hutan mangrove Tapak, Tugurejo, Tugu, Kota Semarang.
Di kawasan itu bisa dibilang kawasan pesisir paling utuh di kota lunpia.
Sebab, di lokasi tersebut masih ditemukan puluhan tambak ikan.
Kemudian masih adanya kawasan pantai Tirang hingga hutan bakau atau magrove yang masih sangat asri.
Perahu diesel mengantarkan Tribun ke lokasi hutan mangrove Tapak, suara bising dari diesel itu membuat sejumlah satwa burung pesisir kaget hingga mereka menjauh.
Memasuki kawasan hutan seperti masuk ke lorong-lorong yang dipayungi pohon magrove.
Akar-akar magrove seperti serabut kain yang diatur alam sedemikian rupa yang setia pada deburan ombak.
Penggiat Lingkungan dari Perkumpulan Pemuda Remaja Pencinta Alam Tapak (Prenjak) Eko Nugroho menjelaskan, hutan magrove tersebut telah ditanam puluhan tahun sejak kakek-neneknya.
Ketika itu penanaman belum terpola dengan baik dan dilakukan secara parsial.
Akan tetapi sejak tahun 1999 proses penanaman dilakukan secara intensif
"Saya sendiri mulai mengikuti kegiatan tanam mangrove sejak kelas 3 SD," paparnya kepada Tribun, Jumat (9/12/2022).
Awalnya banyak warga yang mencemooh aksi tanam mangrove yang dilakukan kelompoknya padahal mereka hanya ingin menyelamatkan desanya dari ancaman abrasi di pesisir.
"Kami hanya melanjutkan perjuangan dari kakek nenek yang sebelumnya sudah ikhtiar menanam mangrove," terangnya.
Sebelum ada magrove, kawasan pesisir itu dalam kondisi gersang karena hanya ada segelintir pohon mangrove.
Kini, kawasan itu sudah diselimuti magrove dengan total ada lima jenis mangrove seperti Bruguiera, Avicennia Marina, Rhizophora apiculata, R. mucronata, dan R. stylosa.
"Hasilnya dapat dilihat sekarang ketika kampung pesisir di wilayah lain mulai hilang tergerus abrasi kampung kami masih aman, jarak dengan bibir pantai sejauh 2 kilometer," katanya.
Kawasan mangrove di sekitar area Tapak total luas 466 hektare, meliputi beberapa kelurahan Tugurejo, dan Karanganyar.
Dari luas total tersebut, hanya 400 hektare lahan telah diselimuti magrove dengan jumlah pohon mangrove di angka 3 juta sampai 5 juta pohon.
Luasnya kawasan mangrove tersebut memberikan manfaat yang cukup besar terhadap warga pesisir di antaranya bebas dari rob.
Ia masih ingat ketika fase gelombang rob tinggi disertai curah hujan hampir seluruh pesisir kota Semarang terendam rob pada akhir Mei 2022.
Tapi kampung Tapak dan sekitarnya kala itu tidak terdampak.
"Wilayah Mangkang ketika itu kena rob, tapi kami aman, begitupun kampung di dekat kami seperti di Tugurejo, Karanganyar Randugarut Tambakharjo, Jrakah, juga ikut merasakan dampak manfaat hutan mangrove kami karena terlindungi dari ancaman abrasi dan rob," bebernya.
Selain itu, konservasi mangrove menjaga sumber ekonomi warga yakni tambak ikan.
Wilayah pesisir Tapak menjadi satu-satunya kawasan di pesisir kota Semarang yang masih tersisa tambak ikan, wilayah lainnya di pesisir Semarang tambak-tambak habis digerus abrasi.
Di lokasi tersebut, terdapat 60-70 tambak ikan bandeng.
Sektor lain dari pemanfaatan konservasi mangrove adalah wisata bahari berupa wisata mangrove. Di kampung Tapak wisata tersebut sudah dimulai sejak September 2015.
Tingkat kunjungan wisatawan di tempat wisata cukup menggembirakan yakni sebulan tercatat terdapat 500 hingga 700 pengunjung di tahun 2022.
Wisatawan berasal dari para pelajar dari TK hingga Universitas, maupun masyarakat umum.
"Kami rutin laporkan data angka kunjungan tersebut ke Dinas Pariwisata, memang sempat sepi waktu pandemi tapi tahun ini sudah ramai lagi," ungkapnya.
Paket wisata yang ditawarkan di mangrove Tapak terdiri dari paket kecil, sedang dan komplit.
Paket kecil fasilitas hanya mendapatkan informasi dan edukasi soal mangrove, tarif Rp70 ribu perorang.
Paket Sedang pengunjung bisa melakukan susur sungai edukasi magrove dan tata cara pembibitan,tarif Rp125 ribu
Paket Komplit pengunjung dapat menikmati susur sungai, percontohan pembibitan, penanaman hingga makan siang gratis, tarif Rp180 ribu perorang.
"Minimal 10 orang setiap paketnya," jelasnya.
Paket wisata itu dikelola oleh Pokdarwis Tapak yang terdiri dari beberapa kelompok meliputi nelayan,petani tambak, petani sawah, ibu-ibu putri Tirang, dan Prenjak.
Pemanfaatan sektor ekonomi tersebut jelas sangat membantu ekonomi bagi warga. Ada sekira 150 sampai 200 orang yang merasakan manfaat ekonomi dari kawasan konservasi mangrove.
Hal itu tentu menjadi sumber alternatif ekonomi bagi para nelayan saat terjadi musim paceklik.
"Kami berharap magrove pesisir menjadi tempat mengais rezeki dan mengembangkan skill pengelolaan magrove," tuturnya.
Sementara itu, ketua Pokdarwis Wisata Mangrove Tapak, Sutopo menjelaskan, pengembangan mangrove tidak hanya berhenti di tempat wisata.
Pihaknya juga melakukan pembibitan secara berkala.
Hasilnya selain untuk melakukan tambal sulam pesisir juga untuk dijual.
"Kami bekerjasama sama dengan kelompok nelayan lainnya untuk bibit sehingga saling sharing. Misalnya sana butuh berapa minta ke kami ya kami kasih," terangnya. (*)