Berita Jateng

Keberhasilan Pengelolaan Sampah di Banyumas Ditiru Kabupaten Luwu Timur Sulsel

Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, melakukan studi tiru terkait keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, saat melakukan studi tiru terkait keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jumat (20/1/2023).  

TRIBUNPANTURA.COM, PURWOKERTO - Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, melakukan studi tiru terkait keberhasilan pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas, Jumat (20/1/2023). 


Kabupaten Luwu Timur adalah kabupaten yang ke-85 yang melakukan studi tiru ke Kabupaten Banyumas.


Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Junaedi mengatakan banyak daerah di Indonesia yang tertarik melihat keberhasilan pengelolaan sampah di Banyumas.


"Kabupaten kota sudah ada 85 yang berkunjung.


Kalau di jateng hampir sudah semua. 


Sementara daerah di Sulawesi Selatan ini daerah yang ke 4, bahkan kemarin Sulawesi Tenggara sekalian satu provinsi," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com.


Sejumlah daerah sangat tertarik menyelesaikan masalah sampah seperti di Banyumas yaitu tanpa Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


Junaedi mengatakan di Banyumas menerapkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang dilengkapi mesin pemilah sampah.


"Kalau manual dalam memilah sampah jelas akan sangat lama.


Dikelompokan sampah yang punya nilai tinggi. 


Dikelompokan organik dan organik," katanya. 


Adapun sampah-sampah yang masuk diolah dan menjadi seperti bubur sampah.


Dari bubur sampah itu kemudian akan diolah lagi menjadi media untuk pakan maggot, sejenis belatung pemakan sampah organik.


Adapun produk dari maggot dalam sehari bisa menghasilkan 6 kwintal sampah hasil pakan maggot.


"Kalau dari pupuk organik maggot setelah diayak jadi 4 kwintal. 


Kalau setiap karung isinya bisa 20 kilo pupuk organik.


Maggot sekilo butuh 3 kilo sampah organik dan dalam waktu 24 jam saja sudah habis," ujar Penanggung jawab Fasilitas Maggot TPA BLE, Tegar.


Pemasaran pupuk organik maggot sementara belum luas karena belum punya ijin edar tapi sudah kerjasama dengan beberapa kampus. 


"Yang rutin pakai adalah petani mitra saja," katanya.


Sementara produk Kedua dari bubur sampah juga digunakan untuk campuran RDF.


RDF adalah Refuse Derived Fuel atau hasil pemisahan sampah padat perkotaan antara fraksi yang mudah terbakar dengan fraksi yang sulit terbakar. 


RDF berasal dari sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalor tinggi, seperti plastik, kertas, kain, dan karet/kulit


"Keluarannya adalah plastik RDF yang bisa dimanfaatkan untuk bahan paving, dan ada pula RDF yang diambil oleh PT. SBI Cilacap.


Sampah yang masuk ke TPA BLE itu sampah atau residu sampah dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ada di TPU atau hanggar.


Yang kesini adalah sampah yang tidak terolah atau tidak habis terolah baru masuk TPA BLE," jelas Kepala UPT TPST, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Edi Nugroho kepada Tribunbanyumas.com.


Ia menjelaskan dalam sehari bisa menerima 12 sampai 16 dump truk atau setara 40 sampai 50 ton sampah per hari. 


Bahkan kemarin Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya sangat mengapresiasi kesuksesan Kabupaten Banyumas dalam mengatasi sampah.


Keberhasilan dalam mengatasi sampah tidak lain adalah dengan adanya keberadaan Tempat Pembuangan Akhir Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA-BLE).


TPA-BLE yang terletak di Desa Wlahar Wetan, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas ini menjadi pusat pengolahan sampah terpadu terbesar di Banyumas.


Di TPA-BLE inilah sampah diolah dan dijadikan beberapa produk baru yang bermanfaat. 


"Artinya ini sampah selesai disini dan kita akan coba replikasi seluruh Indonesia," ujar Menteri saat melakukan kunjungan yang didampingi Bupati Banyumas, Achmad Husein.


Di TPA BLE semua jenis sampah akan diolah dan menjadi bermanfaat.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved