Berita Tegal

BI Tegal Kampanyekan Edukasi Rupiah Melalui Pagelaran Wayang Kulit

Bank Indonesia Tegal bekerja sama dengan Komisi XI DPR-RI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah.

Dokumentasi
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid (tengah) saat menghadiri sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah melalui pagelaran wayang kulit di GOR Jetayu Kota Pekalongan. 

TRIBUNPANTURA.COM, PEKALONGAN - Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Tegal bekerja sama dengan Komisi XI DPR-RI menyelenggarakan kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah melalui pagelaran wayang kulit di GOR Jetayu Kota Pekalongan.

Dalang pada pagelaran wayang ini yaitu,  Ki Mangun Yuwono yang mengusung lakon Semar Mbangun Jiwo, sosialisasi ini dibuka oleh Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid.

Aaf, sapaan akrabnya walikota menyampaikan apresiasi adanya sosialisasi menggunakan media wayang kulit, selain untuk mengedukasi cinta bangga dan paham rupiah. Sekaligus, bisa merawat budaya lokal dan bisa menghibur masyarakat yang hadir.

"Saya tekankan kepada masyarakat khususnya generasi muda mari bersama-sama merawat budaya daerah. Jangan sampai, budaya asli daerah sendiri kalah bersaing dengan budaya barat atau budaya negara lain."

"Mudah-mudahan, ini menjadi semangat kita bersama untuk tetap mencintai produk asli Indonesia, termasuk mata uang Indonesia, rupiah," kata Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid saat rilis yang diterima, Senin (27/2/2023).

Menurutnya, wayang kulit masih menjadi media yang efektif dan digandrungi masyarakat Kota Pekalongan, selain kesenian hiburan lain seperti orkes, keroncong atau yang lainya.

Sehingga, media wayang kulit ini dinilai masih efektif menjadi sarana sosialisasi untuk menggelorakan cinta, bangga, dan paham rupiah.

"Kegiatan sosialisasi cinta, bangga dan paham rupiah ini merupakan kegiatan yang sangat bagus untuk memberi pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar lebih cinta dan bangga terhadap rupiah."

"Terlebih, rupiah merupakan nilai tukar mata uang Indonesia yang sejak dini perlu ditanamkan pemahaman kepada generasi penerus agar bisa menggunakan uang dengan bijak," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Kepala Bank Indonesia (KPwBI) Tegal, Teguh Triyono, menyampaikan cinta rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, dan menjaga diri dari kejahatan uang palsu.

Kemudian, bangga rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat memahami rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.

"Akhirnya, paham rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai kemampuan."

"Jadi masyarakat Kota Pekalongan bisa menolak jika ada turis yang belanja batik atau yang lainya tidak menggunakan mata uang rupiah, kita bisa menyampaikan atau mengingatkan ke wisatawan asing, dan mereka juga sudah paham kedaulatan bangsa Indonesia dengan transaksi dan pembayaran menggunakan rupiah," kata Deputi Kepala Bank Indonesia (KPwBI) Tegal, Teguh Triyono, 

Hal yang senada juga dikatakan anggota Komisi XI DPR-RI, Prof Hendrawan Supratikno menyampaikan, jelang bulan ramadhan tahun ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia dinilai relatif baik, karena Inflasi bulan Januari 2023 tercatat sebesar 5,28 persen (year on year/yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Desember 2022 yang sebesar 5,51 persen (yoy).

"Ini tidak lepas dari peran bersama semua pihak, pemerintah menggunakan APBN dan instrumen fiskal untuk mengelola inflasi agar berada dalam batas yang moderat."

"Harapannya jelang ramadhan tidak ada lonjakan harga yang signifikan, daya beli masyarakat tetap stabil," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved