Berita Semarang
Melly Pangestu Ajak Masyarakat Pantau Kondisi Sekolah di Kota Semarang yang Rusak
Melalui Gerakan Solidaritas Bela Sekolah, Melly mengajak masyarakat untuk memantau dan mengecek kondisi sekolah yang mengalami kerusakan.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Semarang, Melly Pangestu, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli terhadap dunia pendidikan, khususnya di Kota Semarang.
Melalui Gerakan Solidaritas Bela Sekolah, Melly mengajak masyarakat untuk memantau dan mengecek kondisi sekolah yang mengalami kerusakan.
Jika menemukan, ia mengajak untuk memviralkannya di media sosial.
"Pendidikan adalah pondasi utama pembangunan negara ini. Karena itu, saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut dalam Gerakan Solidaritas Bela Sekolah," kata Melly yang juga anggota Komisi B DPRD Kota Semarang itu, Senin (27/3/2023).
Melalui gerakan tersebut, setiap temuan sekolah yang mengalami kerusakan kemudian difoto dan diunggah ke media sosial.
Dalam unggahan tersebut, kemudian ditag ke sejumlah pejabat mulai dari camat, kepala dinas, kepala daerah, gubernur hingga presiden.
"Dengan begitu, maka sekolah yang mengalami kerusakan tersebut, khususnya yang cukup parah, akan mendapat perhatian dan segera dilakukan perbaikan," ujarnya.
Diakuinya, perhatian Pemkot Semarang terhadap dunia pendidikan sudah cukup bagus.
Kendati demikian masih perlu ditingkatkan lagi sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang bahwa alokasi anggaran untuk pendidikan sebesar 20 persen dari APBD/ APBN.
Faktanya, berdasarkan temuan DPR RI, alokasi anggaran untuk pendidikan dari pemerintah daerah rata-rata hanya 8-9 persen saja. Persentase tersebut masih jauh dari yang seharusnya.
"Dengan infrastruktur pendidikan yang bagus, maka proses belajar di sekolah juga berjalan dengan baik. Sehingga diharapkan terwujud generasi-generasi emas yang nantinya melanjutkan tonggak estafet kepemimpinan," jelasnya.
Pada 2022 lalu, Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 27,8 miliar untuk bantuan pendidikan.
Bantuan tersebut meliputi program sekolah swasta gratis, hibah dewan pendidikan, hibah fisik, beasiswa warga miskin, dan beasiswa berprestasi warga miskin.
"Saya berharap bantuan pendidikan tersebut terus ditingkatkan nilainya agar semua sekolah di Kota Semarang tidak ada yang dalam kondisi rusak. Dengan begitu maka semua anak akan mendapat fasilitas pendidikan yang layak," tandasnya.
Selain fasilitas sarana dan prasarana, lanjutnya, kesejahteraan guru yang notabene masih berstatus honorer juga perlu diperhatikan.
Melly meminta agar gaji atau tunjangan guru honorer bisa ditingkatkan yang lebih layak.
"Keberhasilan siswa dalam mencari ilmu harus sebanding dengan kesejahteraan para guru," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.