Berita Tegal
Komisi X DPR RI Ajak Pegiat Literasi Tegal Raya Gaungkan Gerakan Membaca dan Menulis
Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bersama Komisi X DPR RI mengadakan pembinaan kepada Komunitas Penggerak Literasi di Hotel Bahari Inn Tegal.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bersama Komisi X DPR RI mengadakan pembinaan kepada Komunitas Penggerak Literasi di Hotel Bahari Inn Tegal, Senin (21/8/2023).
Peserta berjumlah 100 orang yang terdiri dari guru, sastrawan, budayawan, dan pegiat literasi se-Tegal Raya.
Hadir sebagai narasumber sekaligus membuka acara Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih.
Abdul Fikri Faqih mengatakan, gerakan penguatan ini harus terus digaungkan karena literasi Indonesia dianggap masih rendah.
Berdasarkan OECD, tingkat literasi Indonesia berada di peringkat 74 dari jumlah 79 negara.
Lalu berdasarkan UNESCO, Indonesia berada di peringkat 60 dari jumlah 61 negara.
"Ini harus menjadi intropeksi kita. Selama ini kita nilai tingkat baca sudah bagus kok, kenapa nilainya jelek."
"Artinya harus lebih bersemangat untuk mengajak membaca, tidak berhenti menulis, dan tidak berhenti menebarkan kegiatan literasi di sekitar kita," katanya.
Fikri mengatakan, gerakan literasi seperti membaca dan menulis harus terus digaungkan oleh Komunitas Penggerak Literasi.
Tetapi jangan monoton, harus ada inovasi yang dilakukan.
Misalkan menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai tempat buku-buku, tetapi ada inovasi digital atau area bermain untuk anak-anak.
Seperti istilah Pocadi atau Pojok Baca Digital.
"Jadi apa yang bisa menarik, bisa Pocadi atau perpustakaan alam, tidak hanya ruang serius. Jadi bisa mendorong mereka untuk berdatangan," ungkapnya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Syarifuddin mengatakan, kegiatan pembinaan ini merupakan bentuk penguatan literasi di Jawa Tengah.
Sebab, Balai Bahasa secara langsung ditunjuk oleh Kemenristekdikti RI sebagai koordinator gerakan literasi nasional.
Targetnya untuk membangun ekosistem di kalangan pemuda agar literasi dijadikan tradisi.
"Literasi sebagai tradisi ini agar tetap bersambung dan penguatannya bisa dirasakan untuk menuju Indonesia Emas 2045," katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.