Berita Tegal
Kampung Seni Tegal Sukses Pentaskan Sampak Tegalan Lakon Bludrek
Pementasan ini menceritakan kehidupan beberapa warga yang tertipu karena ulah Mbah Poing dan Mas Aki yang memperdaya warga.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Ratusan warga Gang Raharjo 1 RT 04 RW 12 Kelurahan Panggung, Kota Tegal, sangat antusias menyaksikan Pementasan Sampak Tegalan yang dipentaskan oleh Kampung Seni Tegal, Sabtu (7/10/2023).
Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orangtua menyaksikan pementasan yang Bludrek karya Seful Mu'min.
Pementasan ini menceritakan kehidupan beberapa warga yang tertipu karena ulah Mbah Poing dan Mas Aki yang memperdaya warga untuk meraih kekayaan singkat dengan cara menarik harta emas milik Mardiyah.
Tiga warga yang tertipu adalah Jikun, Kampleng dan Si Toto.
Mereka tergiur tipu muslihat Mbah Poing.
Namun niat jahat Mbah Poing mampu dibendung oleh hansip desa yang menangkap basah Mbah Poing bersama Mas Aki di desa sebelah.
Penulis naskah dan sutradara, Seful Mu'min mengatakan, pesan moral dari pementasan ini agar masyarakat tidak percaya dengan hal propaganda penipuan yang berkedok penggandaan harta dan sejenisnya.
"Ini menarik sekali, bahwa seseorang bila pikirannya sudah buntu, terlilit ekonomi maka jalan pintaslah solusinya. Hal ini lah yang kami kemas dalam bentuk pertunjukan."
"Isu-isu di masyarkat seperti mantu poci, Mardiyah kami sertakan agar mengingat kembali kisah dan fenomena di masyarakat Tegal," katanya.
Seful mengatakan, terkait pelestarian bahasa Tegal, adanya dialog-dialog yang muncul antar aktor juga menghadirkan kosakata-kosakata yang jarang digunakan.
Banyak kosakata yang hilang bahkan jarang dijumpai dimunculkan kembali.
Seperti mbakuten, kondong, gobog, laka jebabule, reang dan masih banyak lagi.
"Mudah-mudahan apa yang kami suguhkan memiliki manfaat bagi masyarakat baik dari sisi pelestarian bahasa ataupun dari sisi pesan moral yang disampiakan melalui alur cerita yang dihadirkan," ungkapnya.
Seniman dan RT 04 RW 12, Bontot Sukandar mengatakan, adanya pementasan sampak tegalan di tengah masyarakat sangatlah tepat.
"Ini sebagai sarana pelestarian bahasa Tegal dengan konsep sampakan menjadi sangat komunikatif dengan masyarakat, terbukti dengan respon penonton yang sangat positif," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.