Berita Nasional

Plh Ketum Kadin Sebut Penanganan Stunting Tak Bisa Lepas dari Tingkat Pemberdayaan UMKM

Penanganan stunting atau gagal tumbuh tidak bisa lepas dari pengaruh tingkat pemberdayaan pelaku UMKM. Ini alasannya.

Editor: m zaenal arifin
Tribunnews.com
Plh Ketua Umum Kadin Indonesia Yuki Nugrahawan Hanafi (baju batik) dan Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara (baju hitam) saat talkshow dengan Direktur Pemberitaan TribunNetwork Febby Mahendra Putra di kantor TribunNetwork, Jalan Palmerah Barat, Jakarta Pusat, Selasa (25/10). 

TRIBUN-PANTURA.COM, JAKARTA - Plh. Ketua Umum Kadin Indonesia Yuki Nugrahawan Hanafi mengatakan penanganan stunting atau gagal tumbuh tidak bisa lepas dari pengaruh tingkat pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Menurutnya, dua hal ini berkaitan erat karena stunting terjadi sejalan dengan tingkat ekonomi masyarakat daerah.

“Penanganan stunting dan peningkatan kewirausahaan menjadi dua hal untuk kita mencapai Indonesia Emas 2045,” kata Yuki dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Yuki menegaskan pentingnya kolaborasi kerja besar dengan tematik Kadin di kepengurusan yang dipimpin Arsjad Rasjid.

“Inklusif tapi juga harus progresif sesuai dengan perkembangan,” urainya.

Kadin Indoensia sendiri memiliki empat pilar utama dalam mendorong penurunan angka stunting sekaligus meningkatkan pelaku UMKM.

Keempat pilar tersebut antaranya lain penanganan masalah kesehatan, keberlanjutan (sustainability), kewirausahaan atau UMKM serta konsolidasi internal.

Sebagai induk organisasi dunia usaha, Kadin mencoba in line dengan pemerintah dalam pengentasan stunting di mana sudah ada Perpres nomor 72 tahun 2021.

Menurut Yuki, hal ini sangat mendukung, memfasilitasi sekaligus menciptakan pelaku UMKM untuk dapat naik kelas.

“Jadi tidak hanya fokus pada penanganan stuntingnya tetapi bagaimana kita bisa memberdayakan ekonomi daerah. Itu juga menjadi kata kunci,” tukasnya.

“Kita tidak mau terjebak di dalam middle income trap tapi buat saya dua hal ini yang sangat fundamental. Stunting ini salah satunya bagaimana kita mau sejahtera kalau masih ada hal-hal yang perlu kita kerjasamakan,” kata Yuki.

Kadin sendiri telah memiliki program khusus untuk memberdayakan UMKM yang disebut Wiki Kewirausahaan sebagai wadah agar bagaimana mana mereka terkoneksi dengan dunia luar.

Anak-anak muda di sana sudah banyak yang bergabung.

Bahkan pihaknya juga sudah menandatangani MoU dengan salah satu negara agar mereka bisa melakukan ekspor produknya.

“Ada produk tanam, ada produk yang betul-betul UMKM. Saya melihat itu merinding karena ini masih pekerjaan rumah kita bersama,” tutur Yuki.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved