Berita Batang

Pedagang Pasar di Batang Kini Tak Perlu Bertemu Pembeli, Pemkab Fasilitasi dengan Aplikasi

Penulis: dina indriani
Editor: Rival Almanaf
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati 2 Wihaji bersama Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, M Taufiq Amrozy dan Ketua PKK Batang Uni Kuslantasih saat launching aplikasi Dotukura di Aula Kantor Bupati, Kamis (13/8/2020).

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang bekerjasama dengan Paguyuban Pedagang Pasar Batang berinovasi membuat aplikasi jual beli online "Dotukura".

Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di playstore.

Adanya aplikasi ini tak lain untuk memudahkan masyarakat yang ingin belanja tanpa harus datang ke pasar tradisional.

Hal itu karena di tengah pandemi Covid-19 pasar menjadi satu diantara lokasi yang rentan penularan.

Nakes di Kota Tegal Jalani Swab Ulang, Simak Hasilnya

Seusai Ditelepon Orang yang Mengaku Pihak Bank BRI, Saldo ATM Ludes Tertransfer

70 Orang Positif Covid-19 di Kabupaten Tegal, 63 di Antaranya Penularan Impor

Selain itu, aplikasi ini juga ditujukan untuk membantu para pedagang pasar meningkatkan omzet penjualan di masa pandemi.

Selain itu kemunculan aplikasi itu juga menjadi alternatif bagi para pedagang untuk berinteraksi dengan konsumen tanpa tatap muka.

"Aplikasi Dotukura ini merupakan jawaban suasana kebatinan masyarkat di masa Covid-19 untuk membantu para penjual dan pembeli pedagang pasar induk tradisional Batang, tentu semangatnya untuk meningkatkan penjualan pedagang pasar tradisional," tutur Bupati Batang Wihaji saat launching Aplikasi Dotukura, Kamis (13/8/2020).

Wihaji meminta jangan sampai harga barang yang dibeli dan ongkos kirimnya mahal dari aplikasi lainya, dan harus belajar dari aplikasi lainya untuk bisa bersaing.

"Aplikasi Dotukura harus aplikatif karena pangsa pasarnya kelas menengah, maka harus efektif, efisien, sederhana dan murah serta ada sesuatu yang baru untuk menarik pembeli," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM, Subiyanto menjelaskan aplikasi Dotukura merupakan hasil inovasi yang dibuat oleh warga Batang.

"Pasar online ini menghemat waktu karena bisa belanja dari rumah, lebih nyaman dengan sistem pembayaranya langsung di tempat atau Cash on Delivery (COD)," ujarnya.

Terdapat kurang lebih 250 item yang di jual pada aplikasi Dotukura mulai dari lauk pauk, sayuran, daging ikan segar, dan produk kebutuhan pokok lainnya.

Untuk tahap pertama, pihaknya memusatkan kegiatan jual beli di Pasar Batang.

"Ada adminya sendiri nanti yang bagian mengurus pengantaran barang itu paguyuban pedagang pasar setempat," katanya.

Subiyanto menjamin, barang yang dibeli melalui aplikasi itu berkualitas pasar modern.

Alasannya, tim admin akan memastikan kebersihan dan sterilisasi barang yang dibeli konsumen, misalnya, kentang, kacang yang dipesan akan dibersihkan sebelum dikirim.

"Kami tidak pakai jasa ojol, tapi ada tim pengantaran sendiri, sementara pasar batang dulu, pasar lainnya menyusul," jelasnya.

Harga Emas Antam di Semarang Hari ini Mengalami Kenaikan Rp 2.000 Berikut Daftar Lengkapnya

Update Virus Corona di Kabupaten Tegal Kamis 13 Agustus, Bertambah Satu Orang Warga Slawi

Daftar 10 Negara yang Sudah Terjun ke Jurang Resesi Ekonomi, Bagaimana dengan Indonesia?

Sementara Ketua paguyuban pedagang pasar Batang menyebut ada 1.950 pedagang yang jadi mitra Dotukura yang siap menyediakan produk kepada konsumen.

Untuk biaya pengiriman Rp 2.500 per kilometer, dengan empat waktu pengantaran dari pagi hingga sore.

"Kami akan ada zonas, misal zona pedagang sayur, ikan dan sebagainya, tiap pedagang komoditas yang sama tidak akan rebutan pembeli karena penjual (online),digilir perhari, agar adil" pungkasnya. (din)