TRIBUNPANTURA.COM, SOLO - Sejumlah keluarga Keraton Solo dikunci di dalam Keraton Kulon. Di ntara keluarga raja yang dikunci di dalam keraton tersebut adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandasari atau Gusti Moeng dan GKR Timoer.
Lantaran dikunci dan tak mendapat kiriman logistik, mereka pun harus rela makan ala kadarnya, apa yang tersedia di dalam keraton.
Gusti Moeng dan Gusti Timoer pun memanfaatkan tanaman yang ada di area Keraton Kulon, misalnya daun singkong dan daun pepaya untuk dimakan.
• Gusti Moeng dan Kerabat Keraton Solo Dikunci dalam Keraton Kulon, Begini Kronologinya
• Cerita Budiono, Berhasil Selamatkan Dua Anaknya saat Mobil Ditabrak Kereta, Istri Tewas di Lokasi
• Beli Mobil Baru Bulan Depan Bisa Lebih Murah Puluhan Juta, Pajak 0 Persen Dikabulkan Pemerintah
• Longsor di Bumijawa Tutup Akses Jalan Tegal-Brebes, DPU Jateng: Bongkahan Batu Bercampur Tanah
Dua orang yang merupakan kerabat Keraton Solo itu beserta dua penari bedoyo, dan seorang sentono belum memperoleh logistik setelah dikunci di dalam Keraton Kulon oleh orang yang belum diketahui identitasnya pada Kamis (11/2/2021) malam.
GKR Timoer menceritakan, dia sedang mencari kayu bakar di dalam keraton. Dia mengungkapkan, tidak ada tabung gas untuk memasak.
“Baru cari kayu bakar untuk masak. Tadi sempat masak daun-daun di sini."
"Tadi malam sempat kerokan juga," ucapnya, Jumat (12/2/2021).
Dia menuturkan, Kanjeng Pangeran Edi Wirabumi juga sempat mencoba untuk mengirim logistik, namun tidak berhasil.
"Jadi ya kami survive,” ungkapnya.
Terkait postingan videonya di media sosial, yang memperlihatkan kondisinya di dalam keraton dia ingin menunjukkan kondisi sebenarnya.
Menurutnya, dia sengaja memperlihatkan kondisi di dalam agar segera memperoleh pertolongan.
GKR Timoer menegaskan, dia akan segera mengunggah kondisi terbaru di dalan keraton beberapa waktu ke depan.
Dia mengungkapkan, dia ingin masyarakat tahu kondisi keraton saat ini. Sebagai pelaku adat mengaku prihatin dengan kondisi saat ini.
“Posisi di keputren, rumah tenggan di keputren dulu saat terkurung di sana."
"Tadi pagi listrik sempat menyala sebentar. Saya ingin logistik segera masuk, saya bisa kelaparan dan kedinginan,” jelasnya.
Sementara, Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak menyampaikan peristiwa itu merupakan persoalan internal keraton dan diselesaikan secara internal.
Dia menyebut, kepolisian tetap berpatroli dan memantau situasi kondisi agar keamanan dan ketertiban masyarakat kondusif.
“Kalau seputar masalah internal keluarga keraton dipersilakan untuk diselesaikan secara keluarga pula. Kecuali ada tindakan melawan hukum baru masuk ranah kepolisian,” tandasnya.
Bermula dari kunjungan pejabat BPK
Sebelumnya diberitakan, beberapa kerabat Keraton Solo dikunci di dalam Keraton sejak Kamis (11/2/2021) kemarin.
Beberapa kerabat keraton yang terkurung yaitu GKR Wandasari atau Gusti Moeng dan GKR Timoer.
Selain itu, dua penari bedoyo juga turut dikunci di Rumah Keraton Kulon.
Menantu PB XII, Kanjeng Pangeran Edi Wirabumi membenarkan ada kerabat Keraton yang dikunci di dalam Keraton Kulon.
Dia menyampaikan, Gusti Moeng juga termasuk kerabat keraton yang dikunci di dalam keraton.
Kanjeng Pangeran Edi menuturkan, awal mula kejadian tersebut saat Gusti Moeng mendapatkan informasi, ada tamu yang naik mobil dengan nomor polisi RI 10.
"Ternyata itu ketua BPK RI," ucap Edi pada awak media, Jumat (12/2/2021).
Lantaran yang datang adalah ketua BPK RI, lanjut dia, Gusti Moeng merasa berkepentingan untuk menyampaikan aspirasi kepada Ketua BPK RI.
Edi menjelaskan, aspirasi yang hendak disampaikan yakni berkaitan dengan Gusti Moeng beberapa waktu lalu menerima surat dari BPK Jawa Tengah.
"Gusti Moeng pernah mendapat surat dari BPK Semarang (Jawa Tengah) yang menanyakan semacam pertanggungjawaban keuangan Tahun 2018," jelasnya.
Menurutnya, karena ketua BPK RI ada di Keraton, Gusti Moeng ikut masuk.
"Pintunya juga terbuka," ungkapnya.
Saat Gusti Moeng masuk ke Keraton, menurutnya, ternyata tamu sudah dipindahkan ke sisi barat.
Setelah itu pintu dikunci.
"Lewat keputren juga dikunci," ungkapnya.
Kejadian pintu keraton dikunci pada siang hari.
Sampai saat ini Gusti Moeng dan beberapa kerabat masih dikunci di dalam keraton. (kan)
• Celetukan Bocah 8 Tahun Antar Sang Ayah ke Penjara, Kasus Pembunuhan Putri Kades Terbongkar
• Wanita Ini Dipecat 30 Menit setelah Diterima Kerja, karena Tato di Bagian Tubuhnya
• Terungkap Motif Pembunuhan Wanita dalam Lemari Kamar Hotel Semarang, Pelaku Suami Siri Korban
• Dituding Dukun Santet, Pasangan Lansia Rumahnya Dibakar Massa, Nenek Meninggal Kena Bacok