TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jawa Tengah setiap tahun mengalami tren peningkatan.
Berdasarkan data dari Dinas Perempuan dan Anak (DP3AKB) Jawa Tengah, pada tahun 2020 terdapat 2.110 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sementara per Maret 2021, sudah ada 434 laporan.
Ketua Ikatan Perawat Maternitas Indonesia (IPEMI) Jateng, Dr. Anggorowati mengatakan, isu KDRT merupakan salah satu isu yang masih menjadi perhatian utama kesehatan secara umum dan menjadi sasaran dalam keperawatan selain Kesehatan ibu dan anak.
Selain itu, tingginya angka kekerasan perempuan dan anak di Jateng sebenarnya bukan karena kekerasan yang meningkat, namun, akibat sosialisasi yang gencar dilakukan.
Menurut Anggorowati, banyak perempuan yang berani melaporkan kekerasan yang dialaminya, meskipun kekerasan itu sudah terjadi lama.
"Karena sosialisasi yang gencar, sekarang banyak perempuan berani melapor, meskipun kasus yang mereka alami cukup lama berlalu," katanya, dalam rilisnya, Senin (24/1/2022).
Maka dari itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, IPEMI Jateng menggelar kongres yang yang digelar Sabtu-Minggu (22-23/1/2022) kemarin di Dafam Hotel Pekalongan.
Kongres yang mengusung tema 'Perempuan Berdaya Mencegah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)' itu melahirkan empat rekomendasi.
"Rekomendasi ini menjadi hasil kongres yang diikuti 150 peserta dari anggota yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah baik di pelayanan maupun di pendidikan."
"Sehingga terjalin kerjasama yang harmoni dalam upaya peningkatan kesehatan maternal dan kesehatan perempuan," jelasnya.
Dikatakannya, empat rekomendasi kongres wilayah ini membahas tentang banyak hal.
Di antaranya rekomendasi kepada seluruh perawat maternitas di Jawa Tengah untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah dalam program-program kesehatan ibu dan anak.
Kemudian, menurunkan angka stunting sejak kehamilan, meningkatkan kesehatan perempuan serta berperan aktif mencegah KDRT.
Selain itu perlu penguatan peran perawat maternitas baik di rumah sakit maupun komunitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, dalam sambutanya pada pembukaan kegiatan seminar ilmiah yang diikuti oleh 758 peserta secara daring maupun luring dalam rangka Kongres Wilayah IPEMI Jateng menyampaikan bahwa perempuan yang berdaya akan menjadikan Indonesia maju.
Ia mengharapkan dengan kehadiran perawat maternitas yang memang konsern dengan kesehatan perempuan maka keberadaan perempuan dalam keluarga menjadi lebih berdaya.
"Kota Pekalongan merupakan salah satu kota/kabupaten di Jawa Tengah yang berhasil menurunkan angka KDRT dengan program antara lain forum Puspa," ujarnya. (Nal)