Pembunuhan Berantai di Banjarnegara

Cerita Keluarga Korban Mbah Slamet Asal Pelembang: Kakak Saya Hilang Sejak 2021

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Adik dari Mulyadi yaitu Ahmad Hidayat yang ikut menyaksikan prosesi pemakaman TPU Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purbalingga, Selasa (4/4/2023).

TRIBUNPANTURA.COM, BANJARNEGARA - Salah seorang keluarga korban pembunuhan Mbah Slamet alias Tohari mengungkapkan cerita hilangnya korban lain, yaitu Mulyadi (49) asal Palembang.

Korban kedua yang dapat diidentifikasi diduga atas nama Mulyadi asal Kotawaringin, Palembang. 

Pada saat pemakaman kesembilan jenazah di TPU Balun, adik dari Mulyadi yaitu Ahmad Hidayat ikut menyaksikan secara langsung.

"Setahu saya kakak saya itu dikenalin sama orang dan setahu saya sudah dua kali kesini."

"Dia hilang sejak 2021 dan saya sempat laporan ke Polsek Wanayasa," ujarnya, Selasa (4/4/2023).

Proses evakuasi 10 korban pembunuhan yang dilakukan seorang 'dukun' pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Senin (3/4/2023). (Tribunpantura.com/Permata Putra Sejati)

Adapun pertemuan pertama membicarakan masalah penggandaan uang.

Kemudian pertemuan kedua, korban Mulyadi datang sendiri. 

"Sejak datang sendiri pada 2021 dan sudah seminggu di sini hilang."

"Saat itu bawa kendaraan mobil Innova dan ilang juga sampai saat ini tidak bisa dilacak," katanya.

Terkait berapa uang yang dibawa korban Mulyadi dia tidak tahu berapa pastinya.

Ia percaya bahwa salah satu korban dari 9 korban Mulyadi karena pelaku sudah mengungkapkannya.

"Penuturan pelaku ada Mulyadi."

"Namun masih menunggu tes DNA anaknya asal Palembang," ungkapnya.

Baca juga: Kuatkan Industri Sarung Batik, Pemkot Pekalongan Patenkan Sarung Batik Sebagai Indikasi Geografis

Korban Mulyadi sendiri bekerja sebagai developer dan punya dua anak.

"Dia sempat mengajak saya kesini tapi saya tidak mau karena ada urusan di Palembang."

"Saya sudah sering mengingatkan supaya jangan ke Banjarnegara, dan jangan percaya dengan hal-hal seperti itu yaitu penggandaan uang," terangnya.

Adapun Mulyadi bisa percaya dengan penggandaan uang karena dia terjerat hutang.

"Saya tahu keberadaan pak Mulyadi karena dia sempat kirim share lok di Balun ini," tambahnya.

Pihak keluarga menginginkan agar tersangka dihukum mati.

Baca juga: Anies Baswedan Berkunjung ke Blora, Sempat Beri Uang ke Pengurus Masjid: Silaturahmi Saja

Sementara itu Kanit 3 Satrekrim Polresta Banjarnegara, Iptu Imam Santoso mengatakan sembilan jenazah sudah dikebumikan di TPU setempat.

"Karena yang paling dekat dengan TKP yang satu dibawa ke Sukabumi."

"Yang lain belum dapat teridentifikasi hanya jenis kelamin saja," jelasnya.

Dari sembilan jenazah itu ada enam jenazah laki-laki dan tiga wanita. (*)