TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Rombongan puluhan Bhiku/Bante Thudong yang melakukan perjalanan dari Thailand menuju Candi Borobudur di Magelang dengan jalan kaki, pada Rabu (24/5/2023) pagi sampai di jalur pantura masuk wilayah Kabupaten Tegal.
Masyarakat antusias menunggu para Bhiku/Bante melintas, hal itu bisa terlihat karena masyarakat berada di pinggir jalan pantura yang dilalui rombongan.
Dikawal oleh anggota Polres Tegal, relawan dari Banser, Petanesia, tim medis, dan organisasi lainnya, para Bikhu/Bante sampai di area Objek Wisata Purwahamba Indah (Pur'in) untuk singgah dan istirahat sejenak sekitar pukul 07.06 WIB.
Tidak lama, Bupati Tegal Umi Azizah juga hadir ke lokasi untuk ikut menyambut para Bikhu/Bante yang sedang beristirahat dan melepas lelah sejenak.
Untuk memeriahkan acara, dari pihak panitia penyelenggara Thudong dari DPC Petanesia Kabupaten Tegal juga mengadakan kegiatan pameran keris dan gamelan.
Selain itu dilanjutkan kegiatan pindapata, dan sebelum para Bikhu/Bante melanjutkan perjalanan ke Kelenteng Tjeng Gie Bio di Ulujami Kabupaten Pemalang, terlebih dahulu diadakan Blessing atau doa bersama.
Sempat memberikan sambutan, Bupati Tegal Umi Azizah, mengucapkan selamat datang kepada para biksu di Kabupaten Tegal.
Umi memandang ritual Thudong yang rutenya melintasi ruas Pantura Jawa ini bukan sebatas perjalanan spiritual untuk melatih kesabaran sebagaimana ajaran Sang Buddha, akan tetapi juga perjalanan kebhinekaan, mengenalkan keragaman adat, seni, budaya dan agama yang ada di Indonesia.
Selain itu, melihat keramahan warga saat menyapa dan menyambut kedatangan para Bikhu/Bante dengan suka cita dan riang gembira.
"Saya terharu melihat antusiasme masyarakat kita yang sangat luar biasa menyambut kedatangan para biksu.
Ada ketakjuban warga akan kebersahajaan para biksu yang mungkin sebagian besar belum pernah bertemu secara langsung, karena selama ini hanya melihatnya di televisi, di film-film ataupun tayangan internet," ujar Umi, pada Tribunjateng.com.
Sehingga Thudong ini, lanjut Umi, bukan sekedar ritual umat Buddha semata, tapi sekaligus bagian dari upaya bersama menebarkan nilai-nilai kesantunan, menguatkan sikap saling menghormati, saling menghargai, memperteguh sikap toleran yang mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.
Hal yang seperti ini harus dijaga, sebagai upaya untuk merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotong-royongan kehidupan antar umat beragama di nusantara.
Untuk itu melalui kesempatan yang baik ini, Umi mengajak semuanya bisa menjaga kerukunan, persatuan, dan persaudaraan karena ketiganya adalah aset terbesar bangsa Indonesia.
Orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini juga menitip pesan kepada para Bikhu/Bante untuk terus semangat berdharma bakti, dan kabarkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang ramah, murah senyum dan mampu menjaga kehidupan pluralisme dan toleransi masyarakatnya.
"Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada para bhante, para biksu yang telah berkenan menyempatkan waktunya berbagi dengan kami di sini.
Selamat melanjutkan perjalanan.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi dan memberikan kemudahan perjalanan para biksu ke Borobudur," harap Umi.
Terpisah, Penanggungjawab Internasional Thudong Prabu Diaz mengungkapkan, rombongan Bikhu/Bante berangkat dari Thailand menuju Candi Borobudur melewati empat negara yakni Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Rombongan berangkat mulai tanggal 23 Maret 2023, dan pada Rabu (24/5/2023) sampai di wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah selanjutnya.
Jika sesuai rencana, maka pada tanggal 1 Juni 2023 rombongan sudah sampai di Candi Borobudur, di Magelang, Jawa Tengah.
Setelahnya tanggal 2 Juni 2023 para Bikhu Thudong akan mengikuti ritual pengambilan api abadi Mrapen.
Kemudian tanggal 3 Juni 2023 para Bhante melakukan persiapan untuk tanggal 4 Juni mengikuti puncak hari tri suci Waisak di Candi Borobudur.
Sementara tanggal 5 Juni 2023, rombongan akan berziarah ke Candi Plaosan yang lokasinya 2 kilometer di belakang Candi Prambanan.
Untuk kemudian sore nya rombongan kembali ke Jakarta, dan diperkirakan paling lambat tanggal 7 atau 8 Juni 2023 sudah kembali ke negara masing-masing.
"Bikhu Thudong melintasi Indonesia dalam rangka ritual keagamaan, atau bisa juga disebut kegiatan ritual para bikhu/bante dalam mencari jati diri," ungkap Prabu Diaz.
Prabu menjelaskan, kegiatan Thudong sudah dilakukan oleh para Bhiku/Bante (pemuka agama Buddha) sejak ribuan tahun yang lalu tapi belum pernah melewati Indonesia.
Sehingga baru kali pertama ini para Bhiku Thudong melewati Indonesia, setelah sebelumnya ke beberapa negara seperti Suriah, Lebanon, dan negara-negara islam di timur tengah semua sudah dilewati oleh para Bhiku/Bante Thudong.
Adapun rombongan menempuh perjalanan dari Kota Tegal menuju Objek Wisata Purwahamba Indah (Pur'in) sekitar 14 kilometer.
Sedangkan target peserta Thudong ini bisa menempuh perjalanan 35-45 kilometer per hari.
Sehingga setelah Kabupaten Tegal, rombongan lanjut ke Pemalang, Pekalongan, Semarang, Ungaran, Ambarawa, Secang, dan terakhir Magelang.
"Karena kami juga membawa tim kesehatan khusus, maka sampai saat ini rombongan Bhiku/Bante Thudong dalam kondisi fit, sehat, dan tidak kekurangan satu apapun.
Semoga kedepannya akan seperti ini sampai tujuan akhir ke Candi Borobudur," jelasnya.
Pada kesempatan ini, Prabu tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Tegal, TNI-Polri, relawan atau unsur terkait dan tentunya masyarakat yang banyak menyambut rombongan Bhiku/Bante.
Prabu Diaz mengaku terharu dengan antusias masyarakat menyambut rombongan, karena banyak juga umat muslim yang memberikan air minum kepada para Bhiku.
"Saya sebagai penanggungjawab Thudong tidak ada tujuan apapun, melainkan hanya satu yakni ingin mengabarkan kepada seluruh dunia bahwa Bhinneka Tunggal Ika, Indonesia yang pluralis, masyarakat yang toleransi bukanlah wacana melainkan realita benar terjadi," tutup Prabu.