TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI – Guna meningkatkan derajat kesehatan keluarga miskin di Kecamatan Jatinegara, Pemkab Tegal merehab 90 rumah tidak layak huni (RTLH) di 13 desa di wilayah yang dikenal sebagai sentra penghasil durian.
Bupati Tegal Umi Azizah, telah melakukan peninjauan pelaksanaan rehab RTLH di tiga desa di wilayah Jatinegara itu, beberapa waktu lalu.
Umi mengungkapkan anggaran rehab RTLH di Kecamatan Jatinegara tahun 2023 ini mencapai Rp 1,8 miliar.
Di mana masing-masing keluarga penerima manfaat mendapatkan alokasi bantuan dana stimulan senilai Rp 20 juta, dengan rincian Rp 17,5 juta untuk pembelian material dan sisanya Rp 2,5 juta untuk biaya tukang.
Dari jumlah unit RTLH yang direhab, Kecamatan Jatinegara menjadi wilayah dengan alokasi bantuan terbanyak tahun ini.
“Alhamdulillah, pelaksanaan rehab RTLH di Jatinegara ini sudah tuntas 100 persen dengan kondisi finishing bangunan rumah bervariasi sesuai kemampuan swadaya penerima manfaat,” jelas Umi, dalam rilis, Rabu (8/11/2023).
Meskipun berasal dari kalangan masyarakat berpenghasilan rendah, keluarga penerima manfaat mampu berkontribusi dana swadaya dari mulai Rp 10 juta-Rp 50 juta.
Namun demikian, ada juga penerima manfaat yang tidak mampu berswadaya dalam bentuk materi.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini berkomitmen akan terus mengalokasikan APBD-nya untuk mendanai program rehab RTLH.
Bahkan rencananya tahun 2024, pihaknya akan kembali menggelontorkan anggaran senilai Rp 11 miliar untuk rehab RTLH.
“Saya berharap masing-masing kepala desa juga bisa membantu mengalokasikan dana APBDes-nya untuk mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan ini, karena masih cukup banyak rumah keluarga miskin atau kurang mampu yang perlu direhab,” ujarnya.
Umi berpandangan, kondisi rumah yang sehat berkorelasi positif dalam meningkatkan produktivitas karena anggota keluarganya tidak mudah sakit.
Terlebih jika rumah yang digunakannya juga dimanfaatkan sebagai tempat usaha, nilai tambahnya bisa terus meningkat.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, kepada fasilitator pemberdayaan yang sudah mengawal program ini sehingga berjalan baik dan tepat sasaran. Saya juga minta data RTLH bisa diperbarui lagi supaya kita tahu jumlah eksistingnya,” pesan Umi.
Sementara itu, warga penerima manfaat asal Desa Gantungan, Tohayah (41), mengaku senang telah mendapatkan bantuan rehab RTLH ini.
Kini, rumah yang ditempatinya bersama keluarga menjadi lebih nyaman dan layak huni.
“Alhamdulillah rumah saya yang tadinya hanya berdinding anyaman bambu sekarang sudah pakai bata plester. Jadi lebih bersih, lebih nyaman dan kokoh untuk ditinggali,” tutur Tohayah. (*)