TRIBUN-PANTURA.COM, PEMALANG - Lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH) dan Yayasan AdaOrangBaik (AOB), memberikan bantuan air bersih untuk ribuan warga yang tinggal di kawasan lereng Gunung Slamet, tepatnya di Desa Gombong, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.
Meski beberapa kali hujan turun, ketersediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti memasak dan minum masih sangat minim.
Puluhan warga langsung membawa jerigen dan antre panjang, ketika bantuan air bersih tiba.
Mereka mengandalkan bantuan dari pemerintah, maupun kelompok masyarakat yang peduli.
Koordinator lapangan Sahabat Relawan INH Kabupaten Pemalang, Mulyoto mengatakan, bantuan ini sangat penting untuk meringankan beban warga.
Baca juga: Mendikdasmen Godok Aturan Penempatan Guru PPPK di Sekolah Swasta, Tunggu Persetujuan Presiden
Pasalnya, jika tidak ada bantuan, warga harus membeli air bersih dengan harga Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per jerigen berkapasitas 30 liter.
"Setiap rumah setidaknya membutuhkan satu jerigen air bersih per hari, untuk memasak dan minum, dan kebutuhan ini bisa meningkat jika ada kebutuhan mendesak lainnya," kata Koordinator lapangan Sahabat Relawan INH Kabupaten Pemalang, Mulyoto, Minggu (17/11/2024).
Selain di Kecamatan Belik, distribusi air bersih ini juga akan dilakukan di wilayah lainya di Kabupaten Pemalang, seperti Kecamatan Warungpring, Pulosari dan Watukumpul.
"Kegiatan ini merupakan kolaborasi kedua lembaga kemanusiaan yakni INH dan Adaorangbaik, semoga bantuan ini bisa bermanfaat dan bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup," ucapnya.
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Truk di Exit Tol Bawen Semarang, Sengaja Tabrak Tiang Lampu Hindari Korban
Sulaiman, warga yang menerima bantuan air bersih ini mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan air bersih ini.
"Kesulitan air selalu terjadi di desa ini, kami bantuan serupa dapat terus dilakukan hingga kondisi air bersih di daerahnya membaik," katanya.
Sementara itu Witro, Sekretaris Desa Gombong, menyatakan bahwa kawasan lereng Gunung Slamet, terutama Kecamatan Belik dan Pulosari, selalu mengalami krisis air bersih terutama di musim kemarau.
"Kesulitan air bersih masih terjadi, hal ini disebabkan tidak adanya mata air maupun jaringan PDAM di wilayah pegunungan tersebut," jelas Sekdes.
Baca juga: Pemkab Tegal Tingkatkan Pengelolaan Sampah, Upaya Penurunan Kebocoran Secara Signifikan
Warga, hanya bisa mengandalkan air hujan yang ditampung atau membeli air dari pedagang keliling untuk memenuhi kebutuhan harian mereka.
"Bantuan dari berbagai pihak menjadi harapan utama warga untuk bisa bertahan di tengah krisis air bersih yang terus melanda kawasan ini," tambahnya. (*)