Berita Slawi

Kisah Perawat Pasien Covid-19 di RSUD dr Soeselo Slawi, Tak Jarang Pingsan Karena Kelamaan Pakai APD

Salah satu Perawat di RSUD dr Soeselo Slawi, Mahya Awali, membagikan pengalamannya selama merawat pasien Covid-19

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Tribun-Pantura.com/ Desta
Mahya Awali, saat menghadiri kegiatan preskon di gedung gugus tugas covid-19 kabupaten Tegal, Kamis (13/8/2020). Adapun pada preskon kali ini, mengusung tema Patriotisme dan perjuangan para tenaga medis dalam penanganan pandemi Covid-19. 

"Saya sering mendengar keluh kesah dari pasien seperti lamanya hasil swab, begitu juga dengan keluarga pasien yang harus bolak balik menanyakan hasilnya."

"Sehingga tugas kami tidak hanya mengedukasi dan memberikan semangat pada pasien, tapi juga kepada keluarga."

"Inilah yang kami rasakan selama masa pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.

Adanya pasien atau keluarga pasien yang tidak mau jujur saat memberikan informasi kepada perawat, juga menjadi salah satu masalah atau kekhawatiran sendiri bagi Mahya.

Karena saat pasien tidak jujur, sehingga perawat yang melakukan penanganan tidak mengenakan APD lengkap, dan setelahnya ternyata hasil menunjukkan positif Covid-19, inilah yang membuat perawat sedih apalagi kalau sampai terpapar Covid-19.

"Inilah beberapa hal yang harus saya sampaikan ke masyarakat."

"Supaya mereka mengetahui kalau menjaga pola hidup sehat itu sangat penting, protokol kesehatan yang sudah tidak diperhatikan lagi oleh sebagian masyarakat juga menjadi perhatian kami."

"Maka dari itu, kami mohon kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, mengenakan masker, cuci tangan, dan melakukan jaga jarak."

"Semoga pesan saya ini bisa tersampaikan dan diperhatikan seluruh masyarakat, supaya pasien Covid-19 tidak terus bertambah," terangnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Tegal, Kiswandi menambahkan, perawat di Kabupaten Tegal yang tercatat jumlahnya mencapai 1.710 orang ini, selama masa pandemi Covid-19 harus menghadapi permasalahan yang enak dan tidak enak.

Mendapatkan yang enak, karena bekerja sesuai dengan tugas dan kewajibannya sebagai perawat.

Namun mendapat hal tidak enak, karena sering menjadi sasaran diskriminasi dari masyarakat.

Inilah yang sangat disayangkan sekali, padahal perawat juga sudah bekerja semaksimal mungkin, meski mereka juga sangat riskan terpapar Covid-19.

"Di Kabupaten Tegal pernah terjadi, ada perawat yang digrudug atau didatangi oleh keluarga yang terdeteksi positif Covid-19."

"Keluarga pasien mengira perawat tersebut yang menyebarkan informasi kepada orang lain terkait status positif nya. Padahal informasi tersebut sudah tercatat dan terindikasi," tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved