Berita Viral
Bocah 8 Tahun Tewas Terlindas Kereta Setelah Didorong Orang Gila
Bocah berusia delapan tahun tewas terlindas keretabapi setelah didorong oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
TRIBUN-PANTURA.COM - Bocah berusia delapan tahun tewas terlindas keretabapi setelah didorong oleh Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Peristiwa itu terjadi di Jerman beberapa waktu lalu.
Meski gila, namun dia tetap menjalani proses persidangan hingga pada Jumat (28/8/2020) pengadilan Jerman dalam vonisnya mengatakan, tersangka kemungkinan akan ditempatkan dalam perawatan jiwa.
• Novel Baswedan Bersama Pegawai KPK Lainnya Terkonfirmasi Positif Covid-19
• September Perpustakaan Mr Besar Martokoesoemo Tegal Buka Kembali, Petugas Siapkan Bilik Baca
• Update Virus Corona, Lebih Dari Tiga Ribu Orang Positif Covid-19 Dalam Sehari
• Begini Tanggapan Striker Hari Nur Yulianto Usai Latihan Perdana PSIS di Tengah Pandemi Covid-19
Habte Araya (41) dituduh mendorong bocah lelaki 8 tahun dan ibunya ke rel dalam serangan acak di stasiun utama Frankfurt pada Juli 2019.
Sang ibu berhasil keluar dari rel untuk menghindari kereta InterCity Express yang melaju kencang, tapi anaknya tidak selamat.
Kantor berita AFP mewartakan, Araya yang masuk Jerman dari Swiss beberapa hari sebelumnya, juga dituduh mencoba mendorong seorang wanita 78 tahun ke rel, tapi nenek itu berhasil menyelamatkan diri.
Insiden itu langsung menjadi perhatian besar di Jerman, dan memicu perdebatan sengit tentang imigrasi dan keamanan.
Seorang ahli kejiwaan yang memeriksa Araya mengatakan ke pengadilan distrik di Frankfurt pada Kamis (27/8/2020), bahwa tersangka mengalami skizofrenia episodik saat itu, dan terus menderita "kelainan mental patologis".
Ia menerangkan, Araya tidak bisa dimintai pertanggungjawaban pidana atas tindakannya, dan masih menimbulkan bahaya bagi publik.
Pakar merekomendasikan agar Araya ditempatkan dalam jangka waktu lama di fasilitas psikiatri yang aman.
Jaksa dan tim pembela Araya sendiri mendukung rekomendasi tersebut dalam argumen penutup mereka.
Jaksa penuntut juga mengatakan, mereka yakin Araya memiliki "setidaknya kemampuan meredam gangguannya" untuk mengendalikan tindakannya.
• Hadapi Incumbent di Pilkada Kendal, PDIP Jateng Harus Berjuang Keras
• Kenapa Penyaluran Bantuan Subsidi Upah Tidak Bisa Serentak? Begini Jawabannyab
• Peluang Petahana Bupati Mirna dan PKB di Pilkada Kendal
• Jual Sepeda Motor Demi Bisa Ikut Seleksi, Ini Kisah Perjuangan Punggawa PSIS Asal Mijen Demak
Araya merupakan ayah tiga anak yang tinggal di Swiss, dan menjadi buron polisi Swiss buntut dari insiden kekerasan minggu sebelumnya.
Ia telah meminta maaf dalam keterangan tertulis yang dibacakan pengacaranya pada pembukaan sidang 19 Agustus.
"Saya sangat menyesal, terutama untuk keluarga," katanya sembari mengakui kejahatan itu "pasti terjadi berdasarkan semua informasi yang saya terima" karena dia sama sekali tak dapat mengingatnya.