Berita Wonosobo

Perjuangan Siswa Tuna Rungu Belajar di Masa Pandemi, Masker Transparan Jadi Solusi

Banyak siswa maupun guru yang merindukan pembelajaran tatap muka kembali diadakan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Masker untuk kaum difabel 

TRIBUN-PANTURA.COM, WONOSOBO-Banyak siswa maupun guru yang merindukan pembelajaran tatap muka kembali diadakan.

Model pembelajaran jarak jauh yang berjalan selama ini karena pandemi nyatanya memiliki banyak kekurangan.

Tetapi melihat situasi pandemi saat ini yang masih mengkhawatirkan, siswa sepertinya masih harus bersabar untuk bisa kembali ke sekolah.

Meksi begitu, banyak sekolah yang tetap mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran tatap muka.

Lestarikan Adat, Warga Kabupaten Semarang Gelar Tradisi Jamasan di Gedong Songo

Penyerangan Polsek Ciracas Libatkan Oknum TNI? Kesaksian Warga: Badan Tegap, Ada yang Bawa Pistol

Polisi Pasang Garis Polisi di Rumah Terbakar yang Tewaskan Satu Orang di Pekalongan

Ikuti Wisuda Online, Septian David Tidak Ikut Latihan PSIS Semarang

Protokol khusus disiapkan untuk melindungi siswa dan guru dari risiko penularan Covid 19.

Masker jadi hal wajib bagi warga sekolah untuk meminimalisasi risiko penularan virus Covid 19.

Bagi siswa normal, kebijakan ini tak jadi soal. Tetapi siapa sangka, di lain sisi, kebijakan ini merepotkan bagi siswa berkebutuhan khusus alias tuna rungu.

"Siswa kami biasa pakai oral untuk komunikasi. Jadi kalau bicara dengan orang yang pakai masker, dia tidak paham,"kata Anastasia Renanti Mitasari, pengajar di Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu Dena Upakara Wonosobo, Sabtu (29/8)

Anak-anak tuna rungu di sekolah itu terbiasa berkomunikasi dengan oral, bukan bahasa isyarat. Mereka menangkap pesan dengan cara memahami ekspresi bibir orang lain atau lawan bicaranya.

Karenanya, mereka akan kesulitan berkomunikasi dengan orang yang mengenakan masker. Mereka tidak bisa memahami pesan orang lain karena gerak bibirnya tidak terlihat di balik masker.

Karena itu, saat pembelajaran tatap muka dibuka nanti, pihaknya berusaha agar hak anak untuk mendapat layanan pendidikan terpenuhi. Tetapi di saat yang sama, keamanan mereka harus tetap terjaga dari potensi penularan virus Covid 19. Pihaknya akan membentuk Satgas Covid 19 untuk mencegah penyebaran virus Covid 19.

Belum jelas kapan pembelajaran tatap muka akan digelar. Pihaknya akan mengikuti arahan pemerintah.

Isak Tangis Warnai Pemakaman Korban Kebakaran di Pekalongan

Update Kebakaran di Pekalongan, 1 Orang Meninggal Dunia dan Dua Jalani Perawatan Intensif

Pemuda Dikeroyok Teman-temannya Hingga Patah Tulang Karena Mencuri Handphone

Legenda UFC Hampir Mati Dikeroyok saat Berlibur di Indonesia, Begini Cerita Lengkapnya

Tetapi untuk persiapan, pihaknya saat ini sedang memesan masker yang didesain khusus untuk penderita tuna rungu.

Masker itu berbahan transparan sehingga ekspresi bibir pemakainya saat bicara tetap terlihat.

Dengan masker itu, siswa akan tetap bisa berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya.

Masker itu harus dipesan khusus karena tidak dijual di pasaran.

"Yang buat masker juga dari alumni sini, khusus untuk tuna rungu,"katanya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved