Berita Kriminal
Naik Turun Kehidupan Pelaku Mutilasi di Kalibata City, Dari Peraih Bidikmisi UI Hingga Jadi Pembunuh
Siapa sangka? salah satu tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi di Kalibata City Jakarta, Laeli Atik Supriyatin (26).
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Setelah kabar pembunuhan keji tersebut mencuat di publik, banyak fakta baru terkuak satu di antaranya yaitu tersangka Laeli merupakan warga Kabupaten Tegal.
Tepatnya beralamat di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Laeli merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara, pasangan Mamuri (61) dan Masliha (58).
Adapun pertama kali Laeli pergi ke Jakarta pada tahun 2014 karena ia diterima kuliah di Universitas Indonesia (UI) melalui program bidik misi, mengambil konsentrasi jurusan Geografi.
Namun Laeli ini memang sangat susah dihubungi, dan sudah lama tidak pulang ke rumah. Ada nomor telepon pun juga tidak ada respon dan tidak bisa dihubungi.
Bahkan Masliha ibundanya mengungkapkan, kalau ia dan sang puteri sudah tidak saling tukar kabar atau komunikasi sejak 1,5 tahun yang lalu.
• Selamatkan Diri Dari Tragedi Perkosaan, Wanita Ini Gigit Testis Pria Hingga Putus
• Update Virus Corona Kabupaten Tegal 20 September, Bertambah 17 Kasus Covod-19 Baru
• Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Kabupaten Batang Minggu 20 September 2020
• Berikut Prakiraan Cuaca BMKG di Pekalongan Raya, Minggu 20 September 2020
Pihak keluarga pernah mencoba mencari Laeli, namun hasilnya nihil karena tidak ketemu.
"Terakhir kabar yang saya dapat, anak saya sudah menikah siri dengan si Fajri itu. Nomor telepon nya yang dulu juga sudah tidak bisa dihubungi lagi. Jadi benar-benar saya dan keluarga tidak tahu kabarnya gimana, sampai munculah berita ini," ujarnya.
Menurut informasi, selama ini, Laeli merupakan sosok yang dikenal pendiam dan jarang berkumpul dengan teman-temannya.
"Saya sudah tua, ingin tenang untuk beribadah saja. Tapi tidak disangka dapat cobaan seperti ini dari anak saya. Benar-benar masih tidak menyangka, rasanya sedih, sakit hati, bahkan bapaknya kalau ke sawah juga masih suka menangis kalau mengingat masalah ini," imbuhnya. (dta)