Berita Slawi
Petugas Pemakaman Covid-19 Dilempar Batu, Bupati: Kami Tidak Ingin Memperpanjang Masalah
Bupati Tegal, Umi Azizah, menanggapi keributan yang sempat terjadi antara warga Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Tapi dari pihak keluarga salah paham, dan menganggap tim tidak menghargai jenazah karena seperti melempar peti.
Setelah itu pihak keluarga yang diketahui bernama Abdul Kholik ini, turun ke dalam liang lahat dan emosi sehingga memicu warga yang sedang menyaksikan proses pemakaman mendekat ke area makam.
"Secara prosedur, semuanya yang menjadi pasien Covid-19 dan meninggal dunia, meskipun belum dinyatakan positif Covid-19 atau dalam hal ini masih Suspec, tetap harus menerapkan protokol kesehatan dalam proses pemakamannya. Selain itu, kami juga masih menunggu hasil swab dari Hamam ini, tapi ya semoga saja negatif," tutur Hendadi.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, nasib naas harus dialami oleh dua tenaga medis di RSUD dr Soeselo Slawi, karena harus menjalani perawatan sekaligus mengalami trauma, setelah mendapat perlakuan tidak terduga dari warga dan keluarga pasien Suspec Covid-19 yang meninggal dunia pada Selasa (22/9/2020) lalu.
Adapun kedua tenaga medis yang menjadi korban yaitu Ida Wahyu (41), dan Waras (38). Saat ini keduanya masih dirawat di RSUD dr Soeselo Slawi, dengan kondisi masih trauma.
Dijelaskan oleh Direktur RSUD dr. Soeselo Slawi, Guntur Muhammad Taqwin, Keributan yang terjadi antara warga dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Bumijawa, dengan tim Gugus Tugas Covid-19 Kecamatan Bumijawa, dipicu saat proses pemakaman jenazah Hamam (15), tambang yang dipegang oleh pihak keluarga bernama Abdul Kholik, lepas dari genggaman sehingga peti jenazah menjadi miring.
Saat itu juga yang memegang tali (Abdul Kholik) langsung turun ke liang Lahat, sedangkan yang lainnya secara perlahan melepaskan tali tambang untuk mengimbangi peti jenazah.
Namun tidak diduga, setelah loncat ke bawah liang lahat, Abdul Kholik merusak peti jenazah dan langsung melempar keatas, sambil berteriak "petinya dibanting seperti pemakaman binatang."
Seketika, warga sekitar yang jumlahnya sangat banyak kurang lebih ratusan orang dan sedang menyaksikan proses pemakaman, langsung mendekat ke liang lahat.
• Cara Kirim Aduan Jika Gaji Kamu di Bawah Rp 5 Juta Namun Belum Dapat BLT Subsidi Upah
• Simak Program Tiga Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kendal Dalam Kampanye Hari Pertama
• Prakiraan Cuaca di Wilayah Kendal Minggu 27 September 2020, Hujan Ringan Malam Hari
• Berikut Prakiraan Cuaca BMKG di Pekalongan Raya, Minggu 27 September 2020
Setelahnya mereka menyerang tim pemakaman dari pihak RSUD dr Soeselo Slawi, dan relawan PMI Kecamatan Bumijawa.
Karena terjadi Keributan, Tim pemakaman dari RSUD dr Soeselo Slawi dan PMI Kecamatan Bumijawa, lari dari lokasi kejadian (area pemakaman) menuju mobil untuk melindungi diri dari amukan warga.
Selanjutnya jenazah dimakamkan oleh pihak keluarga dengan tidak menggunakan protokol kesehatan.
"Dua tenaga medis kami yang menjadi korban mengalami luka-luka, seperti untuk Ida mengalami memar di kepala bagian belakang yang menurut informasi terkena lemparan batu. Sedangkan untuk saudara Waras, mengalami luka pada telinga kanan yang benjol, lutut kaki kanan memar, pantat memar, dan pipi kanan lecet. Tidak hanya luka fisik, kedua korban ini juga mengalami trauma yang masih dirasakan sampai sekarang," ungkap Guntur. (dta)