Berita Kesehatan

Secara Medis Ini saat Terbaik untuk Melakukan Sunat, Berikut Penjelasan Dokter

Secara Medis Ini saat Terbaik untuk Melakukan Sunat, Berikut Penjelasan Dokter. Yakni tak lama setelah bayi lahir

tribunnews.com
Ilustrasi sunat atau khitan - Berdasarkan medis, pada usia berapakah sebaiknya laki-laki menjalani sunat? 

dr. Dien mengungkap, sunat tak hanya dapat bermanfaat bagi pria, tapi juga wanita sebagai pasangannya.

Hal ini bisa terjadi karena kebersihan penis pada pria yang telah disunat relatif lebih terjaga.

“Sirkumsisi dapat membuat kesehatan penis lebih terjaga,” kata dr. Dien saat diwawancara Kompas.com belum lama ini.

Menurut dia, penis yang disunat lebih mudah dibersihkan, sehingga kesehatannya lebih terjamin dibandingkan yang belum disunat.

Usia ideal untuk anak laki-laki sunat

Setelah mengetahui manfaat sirkumsisi, beberapa dari Anda, terutama yang sudah menjadi orangtua mungkin akan bertanya-tanya mengenai usia terbaik untuk anak laki-laki sunat.

Mengenai hal ini, dr. Dien menjawab, sunat pada dasarnya akan lebih baik jika dilakukan lebih cepat.

Artinya, dia menyarankan, anak laki-laki lebih baik disunat tidak lama setelah proses kelahiran.

Pasalnya, pada usia bayi, anak belum memiliki rasa takut, sehingga mudah dikendalikan dan tidak akan menjadi trauma.

Selain itu, pada usia bayi, pertumbuhan dan regenerasi sel paling cepat terjadi.

Dengan kata lain, semakin tua laki-laki disunat, maka proses pemulihannya relatif lebih lama.

Namun, bagi kaum pria yang belum disunat hingga usia dewasa, tidak perlu terlalu khawatir jika ingin melakukan prosedur sirkumsisi.

Bagi orangtua yang memiliki anak-laki yang sudah beranjak remaja juga tidak perlu mencemaskan hal tersebut.

Pasalnya, kini telah tersedia banyak metode sunat modern yang bisa dipilih untuk mengatasi beragam kondisi.

Dien menambahkan, sunat penting dilakukan dengan segera jika ada indikasi anak laki-laki maupun pria dewasa mengalami perlengketan ujung penis (phimosis) yang dapat menyebabkan sejumlah keluhan, seperti infeksi saluran kemih berulang, hingga nyeri saat buang air kecil.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved