Berita Nasional

Netizen Beri Nilai Rapor 66 untuk Kinerja Presiden, Riset Media Sosial Setahun Jokowi-Ma'ruf

Netizen Beri Nilai Rapor 66 untuk Kinerja Presiden, Riset Media Sosial I2 Setahun Jokowi-Ma'ruf

DOKUMENTASI ISTANA KEPRESIDENAN
Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat khas NTT dalam Sidang Tahunan MPR 2020 pada Jumat (14/8/2020). Setahun pemerintahan Jokowi-Maruf, netizen memberi nilai rapor 66 untuk kinerja Jokowi. 

TRIBUNPANTURA.COM, BANDUNG – Netizen memberi nilai rapor 66 untuk kinerja Presiden Jokowi selama setahun masa pemerintahan Joko 'Jokowi' Widodo-Maruf Amin.

Media sosial menjadi ruang publik yang mampu membentuk opini masyarakat terkait citra pemerintahan.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang mengatakan, sepanjang tahun pertama periode II, kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak pernah lepas dari perbincangan netizen di media sosial.

Baca juga: 35 Investor Asing Resah atas Pengesahan UU Cipta Kerja, Kirim Surat Terbuka untuk Jokowi

Baca juga: Wawali Tegal Jumadi Dapat Anugerah Human Excellent 2020 dari Sultan Kacirebonan

Baca juga: Sandiaga Uno, Gus Ipul hingga Khofifah Masuk Bursa Calon Ketum PPP, Sekjen: Banyak Disebut

Baca juga: Jokowi Sebut Aksi Demo Didasari Hoaks, WALHI Tantang Pemerintah Unggah Dokumen Final UU Cipta Kerja

"Perbincangan mengenai Jokowi paling banyak di Twitter. Nilai rapor kinerja pemerintahan Jokowi di tahun pertama periode II di mata netizen yang aktif di Twitter mencapai 66,” ujar Rustika saat dihubungi, Senin (26/10/2020).

Penilaian itu, kata Rustika, didasarkan pada sentimen percakapan netizen terkait segala hal tentang Jokowi selama satu tahun terakhir.

Sentimen positif yang diberikan netizen terhadap Jokowi di Twitter mencapai 31 persen dan sentimen netral 35 persen.

Sedangkan, sentimen negatif diberikan netizen kepada kinerja pemerintahan Jokowi di Twitter mencapai 34 persen.

Menurut Rustika, persentase dari setiap sentimen menunjukkan angka yang hampir sama, bahwa ada dinamika dan tarik menarik, pro dan kontra, pada berbagai aktivitas dan kebijakan Jokowi.

Indonesia Indicator (I2) mencatat, total pembicaraan netizen di Twitter tentang Jokowi sepanjang 20 Oktober 2019 hingga 30 September 2020 mencapai 12.406.844 cuitan yang berasal dari 2.522.575 akun.

Berdasarkan jenis kelamin, akun Twitter yang aktif memperbincangkan Jokowi di Twitter sekitar 58 persen pria dan 42 persen perempuan.

“Menariknya, akun perempuan memiliki sentimen positif lebih tinggi terhadap Jokowi,” ungkap Rustika.

Dari semua akun, sebanyak 94,1 persen adalah akun manusia dan 5,9 persen akun robot.

"Sebanyak 85 persen netizen yang aktif memperbicangkan Jokowi adalah milenial," ungkap Rustika.

Perlu pula menjadi catatan bahwa sebanyak 85,1 persen cuitan berupa retweet atas pendapat netizen lainnya yang berpotensi sebagai bentuk akun buzzer atau penggaung isu.

Hanya 11,1 persen berupa postingan asli, dan sisanya adalah bentuk reply.

Respons kinerja

Berdasarkan analisis percakapan terkait Jokowi sepanjang setahun terakhir, Rustika melihat adanya korelasi yang cukup kuat antara netizen dengan Jokowi.

Pada setiap pernyataan, aktivitas, maupun kebijakan yang disampaikan Jokowi senantiasa direspons oleh netizen, baik dengan sikap suportif namun juga kritis.

Media mainstream online masih menjadi pemicu isu-isu yang berkembang di Twitter.

Hal tersebut, lanjut Rustika, dilihat dari kontributor terbesar yang memberikan informasi dan cuitan terkait Jokowi berasal dari berita dan akun media online di Twitter.

Penanganan Covid-19 merupakan isu yang menggerakkan percakapan terbesar di Twitter, dengan jumlah percakapan mencapai 1.803.438 tweet.

Isu ini menduduki porsi 14,5 persen dari seluruh percakapan, direspons netizen dengan pro dan kontra, dalam situasi dinamis.

Maret 2020, netizen memberikan framing netral tertinggi, mengingat isu ini masih baru dan tiba-tiba melanda banyak negara di dunia.

Netizen mengikuti berbagai pernyataan Jokowi, terutama soal pasien Corona yang pertama di Indonesia, dan juga anjuran soal protokol kesehatan.

Sementara di Mei-Juni, salah satu kritik terbesar yang ditujukan pada Jokowi adalah penanganan Covid-19 yang dianggap belum tepat atau masih menuai kontroversial antara kebijakan “new normal”, lockdown, atau PSBB.

Isu kedua yang mendominasi percakapan netizen di Twitter terkait Jokowi adalah kritik kebijakan.

Sebanyak 331.127 cuitan netizen berisi tentang kritik terhadap berbagai kebijakan Presiden Jokowi, di mana sebagian besar cuitannya berasal dari akun-akun kontra Jokowi yang menunjukkan polarisasi pascapilpres masih hadir di lini masa Twitter.

“Perlu dijadikan catatan bahwa die hard pengkritiknya tidak surut meski pimpinan atau lawan politik sudah direngkuh di pemerintahan,” ungkap Rustika.

Selain itu, isu lain yang banyak disorot dan dikaitkan dengan Jokowi adalah masalah korupsi di tanah air dengan 228.265 cuitan, Pilkada 226.742 cuitan, serta kontroversi RUU HIP 217.860 cuitan.

Isu-isu tersebut turut menyumbang sentimen negatif pada rapor kinerja Jokowi di mata netizen.

Masalah korupsi lebih banyak dimunculkan dari kasus Harun Masiku dan penanganan kasus Novel Baswedan.

Masalah pilkada terutama terkait pada pelaksanaan pilkada pada tahun ini, pilkada di tengah pandemi, dan juga keikutsertaan putra dan mantu Jokowi di Pilkada 2020.

Meski begitu, netizen pun memberi sentimen positif kepada Jokowi dalam sejumlah kebijakan yang menyentuh dan langsung dirasakan oleh masyarakat, yakni program pemulihan ekonomi, bantuan sosial, bantuan langsung tunai, bantuan modal pada para pedagang, bantuan modal kerja, pidato Jokowi di PBB, dan pembangunan jalan tol.

Netizen juga mengapresiasi empati Jokowi pada wong cilik saat curhat dengan pedagang.

“Isu lainnya yang menarik perhatian dan direspons sangat antusias netizen adalah tampilnya Jokowi bersama boy group dari Korea, BTS, sama-sama sebagai pembicara dalam Sidang Umum PBB ke-75,” ucap dia.

Catatan dari setahun Jokowi periode kedua, kata Rustika, masalah komunikasi merupakan hal yang sangat penting.

Kegaduhan pada beberapa isu, seperti RUU HIP atau pilkada, seringkali hadir karena adanya informasi yang tidak jernih atau ketidakkonsistenan pendapat di antara figur-figur di lingkar Presiden.

Netizen kemudian merujuk Jokowi untuk menyelesaikan persoalan.

“Inilah hal yang membuat seringkali ada tekanan yang ditujukan netizen pada Jokowi. Seperti pada kasus RUU HIP atau Omnimbus Law seperti saat ini,” papar Rustika.

Figur dan akun anonim

Akun dari tokoh internasional seringkali menyumbang sentimen positif pada Jokowi.

Seperti Presiden Amerika Donald Trump, BTS, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Di sisi lain, Rustika menyoroti akun-akun anonim, atau akun dengan nama samaran yang berpengaruh dalam percakapan tentang Jokowi.

Dari 10 nama terbesar kontributor percakapan tentang Jokowi dan memiliki pengaruh terbesar dan disukai netizen terdapat dua akun anonim.

Hal inilah yang juga turut memicu munculnya berbagai isu yang meningkatkan tensi percakapan di Twitter karena akun anonim bergerak leluasa untuk menuliskan berbagai hal yang provokatif sekalipun, dan netizen meresponsnya.

Ada pula nama-nama figur yang sering dikaitkan dengan Jokowi.

Seperti Gubernur DKI Anies Baswedan, Mahfud MD, Prabowo, Luhut B Pandjaitan, dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Media dan media sosial menjadi kanal dua arah yang mengakomodasi suara pemerintahan maupun suara masyarakat akar rumput, hingga suara oposisi,” ucap dia.

Namun dalam perkembangannya, perdebatan masyarakat di media sosial lebih mudah membentuk opini masyarakat terkait citra pemerintahan, khususnya Presiden Jokowi.

Selain itu, media sosial juga efektif sebagai kanal propaganda, konsolidasi gagasan, hingga jadi kelompok penekan (pressure group) terhadap pemerintah.

Tak heran, bila media sosial menjadi pendorong aksi-aksi di lapangan, imbauan untuk demonstrasi dan perlawanan.

“Karena itu, manajemen komunikasi menjadi sangat diperlukan."

"Hal itu setidaknya diperlukan untuk menjernihkan situasi, serta mengurangi disinformasi dan hoaks yang banyak berkeliaran di media sosial, yang pada gilirannya dapat memengaruhi persepsi publik tentang Jokowi,” pungkas Rustika. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Riset Media Sosial: Netizen Beri Nilai Rapor 66 untuk Kinerja Jokowi

Baca juga: Istri Polisi Tipu Belasan Emak-emak Rp200 Juta, Modus Arisan Online, Terancam 10 Tahun Penjara

Baca juga: 5 Demonstran Penolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jember Jadi Tersangka Perusakan Kantor DPRD

Baca juga: Ribut di Warung Tuak, Oknum Perwira Polisi Todongkan Pistol ke Kepala Warga: Kau Nak Mati?

Baca juga: Jangan Nyalakan Lampu Hazard saat Hujan Deras, Berbahaya! Ini Penjelasannya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved