Penanganan Corona

Kisah Relawan Covid-19 Pusekesmas Bumijawa, Tetap Bantu Warga Meski Dapat Perlakuan Buruk

Perjuangan tim medis selama pandemi Covid-19, tidak hanya saat menghadapi pasien terkonfirmasi positif atau pun Suspec.

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Tribun-Pantura.com/ Desta
Humas Satgas Covid-19 Puskesmas Bumijawa, Abdul Kholik (40), yang juga menjadi Koordinator Relawan di PMI Kabupaten Tegal 

Namun kali ini, bukan kekerasan atau penyerangan yang ia terima, melainkan salah informasi dengan petugas rumah sakit. Sehingga ia dan tim harus menunggu semalaman di area pemakaman.

Kejadian yang cukup menyeramkan tapi juga lucu ini, terjadi di wilayah Sokatengah Bumijawa Kabupaten Tegal.

"Jadi saat itu kami sudah berkoordinasi dengan pihak Desa setempat. Jam 20.00 WIB kami sudah tiba di pemakaman dan melakukan penggalian estimasi 2 jam. Jadi jam 22.00 WIB sudah siap, dan jam 23.00 WIB bisa melangsungkan pemakaman. Tapi ternyata jenazah sampai makam itu jam 04.30 WIB pagi. Sehingga semalaman kami menunggu di makam," cerita Kholik.

Baca juga: Pria Berbatik Merah Meninggal Mendadak Seusai Kejang-kejang di Depan Masjid Baitul Muttaqin Semarang

Baca juga: Kecelakaan di Indraprasta Kota Semarang, Pemotor Tabrak Gerobak Pemulung, Korban Tak Sadarkan Diri

Baca juga: Dalam Semalam Dua Apotek Kimi Farma di Brebes Dibobol Maling, Ini Benda yang Diincar

Baca juga: Ajakan Menikah Ditolak, Pria di Kulon Progo Ini Sakit Hati, Pacar Dibakar hingga Tewas

Tugasnya sebagai tim medis, suka relawan dimasa Covid-19 ini memang tidak mudah.

Butuh perjuangan yang cukup ekstra, terutama masih ada beberapa masyarakat yang masih berstigma negatif tentang segala sesuatu tentang Covid-19.

Namun, karena sudah panggilan jiwa, sehingga Kholik mengatakan tetap akan berjuang dan menjalankan amanahnya, bertugas menjadi relawan selama pandemi Covid-19 masih ada.

"Pengalaman di Sawangan bukan hanya saya saja yang trauma tapi petugas pemakaman yang lain juga. Kami benar-benar dipukul oleh massa, tapi alhamdulillah kami masih bisa selamat dari amukan ribuan warga. Saya juga dipukul, meski tidak berbekas parah seperti rekan saya yang lainnya. Kami juga disandera tidak boleh meninggalkan desa sebelum meminta maaf pada pihak keluarga. Meski demikian, jika suatu saat warga membutuhkan bantuan kami, insyaallah kami akan tetap membantu mereka," pungkasnya. (dta)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved