Berita Tegal

Cerita Srikandi dari Tegal, Ibu-ibu yang Bergiat dengan Sampah

Srikandi tidak melulu digambarkan sebagai seorang perempuan yang pandai bertarung, atau pemenang oliampiade.

Tribun-Pantura.com/ Fajar Bahruddin
Ibu-ibu sedang memilah sampah di Balai Warga RW 07 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, pada Sabtu (31/10/2020) pagi. Mereka adalah pegiat lingkungan dari Bank Sampah Mawar Biru. 

Bebera warga pun sudah membiasakan membawa tas dari rumah saat akan belanja dan membawa rantang saat membeli makanan.

Nur mengatakan, jika volume sampah menurun, artinya kesadaran masyarakat untuk penggunaan sampah plastik berhasil.

“Upaya ini sebagai peran untuk memberikan lingkungan yang lebih baik kepada generasi penerus. Masyarakat sadar sampah, terutama limbah rumah tangga. Karena itu tidak kotor dan bukan sesuatu yang menjijikan,” ungkap Nur, sosok yang pernah mendapat pengharagaan Kalpataru sebagai Perintis, Pengabdi, dan Penyelamat Lingkungan Hidup dari Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo.

Nur bercerita, merintis bank sampah di lingkungannya pada mulanya tidak mudah, rintangan tetap ada.

Ia dan ibu-ibu yang lain sempat dianggap gila di awal merintis.

Tidak sedikit juga yang mencemooh dan menghina.

Mereka bilang dianggap gila karena bersentuhan dengan sampah.

Tapi ia bersyukur, masyarakat mulai sadar pentingnya peduli lingkungan dengan mengurangi penggunaan sampah plastik.

“Awalnya beberapa orang mencomooh saya, ‘Gila mainan sampah’. Tapi saya tidak peduli, terserah orang mau bilang apa,” ingat Nur.

Ajak Warga Olah Sampah

Nur mengatakan, hasil sampah yang disetorkan oleh warga kemudian dipisahkan kembali berdasarkan kategorinya.

Ada plastik tipis, plastik fleksibel, hard plastik, kertas, beling, hingga kardus.

Setelah itu sebagian plastik diolah untuk kerajinan tangan, seperti tas plastik,sepatu, hingga aksesoris-aksesoris lainnya.

Sampah plastik yang digunakan untuk kerajinan tangan, Nur beli secara pribadi dari Bank Sampah Mawar Biru.

“Saya juga mengajak masyarakat yang punya waktu luang untuk membuat kerajinan tangan dari sampah plastik. Banyak ragamnya, seperti aksesoris yang sering kita gunakan sehari-hari,” katanya.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved