Berita Regional

Seorang Pemuda Diduga Dianiaya Oknum TNI Seusai Duel di Sebuah Pesta

Seorang pemuda warga Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nuabatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga dianiaya oknum TNI.

Editor: Rival Almanaf
Istimewa/net
Ilustrasi penganiayaan 

TRIBU-PANTURA.COM, NTT - Seorang pemuda warga Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nuabatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) diduga dianiaya oknum TNI.

Pemuda bernama Donatus Lamabelawa (22) itu sebelumnya sempat berduel dengan oknum tentara.

Peristiwanya berawal dari masalah perkelahian antara korban dengan salah seorang anggota TNI dalam acara syukuran pada Sabtu (7/11/2020) malam.

Baca juga: Suara Gemuruh Merapi Terdengar Jelas, Warga di Boyolali Dievakuasi ke Pengungsian

Baca juga: Dinkes Kabupaten Tegal Bagikan Paket Sembako Kepada Para Pelaku Isolasi Mandiri

Baca juga: Video Syur Dokter dan Bidan Puskesmas yang Telah Bersuami Tersebar, Dinas Kesehatan Siapkan Hukuman

Baca juga: BLT UMKM atau Banpres Produktif Rp2,4 Juta Direncanakan Berlanjut Tahun Depan, Ini Alasannya

Meski masalah itu sebenarnya sudah diselesaikan seusai perkelahian, namun anggota TNI itu diduga masih tidak terima.

Pada keesokan harinya atau Minggu (8/11/2020), korban dijemput paksa dan dibawa ke di Markas Koramil Lewoleba.

Di Lokasi tersebut korban diduga dianiaya dengan dalih melakukan pembinaan.

Ayah korban, Marsel Lamabelewa mengatakan, kasus itu berawal saat anaknya mendatangi acara syukuran temannya yang lulus menjadi anggota TNI pada Sabtu.

Karena di acara itu menggelar pesta minuman keras, anaknya kemudian terlibat perkelahian dengan salah satu anggota TNI.

“Mereka semua ini teman, dari kecil main dan sekolah sama, lalu pesta dan berkelahi itu kan karena mabuk,” kata Marsel saat dihubungi, Selasa (10/11/2020).

Namun demikian, perkelahian itu dapat diselesaikan di lokasi kejadian.

Oleh karena itu, ia tak menyangka ternyata masalah itu justru masih berbuntut panjang dan berujung pada penganiayaan.

Pada keesokan harinya, atau Minggu malam anaknya kemudian dijemput paksa oleh sejumlah anggota TNI tanpa sepengetahuannya.

"Ternyata, keesokan harinya ia dijemput tanpa sepengetahuan kami orangtua," kata Marsel.

Dari informasi yang didapat, kata Marsel, anaknya itu dibawa ke Markas Koramil.

Karena khawatir terjadi sesuatu, ia kemudian menyusulnya.

Setibanya di Koramil itu ia kaget, karena anaknya ternyata dianiaya dan dikeroyok sejumlah anggota TNI.

"Saya memohon sampai empat kali agar setop memukul, tetapi mereka tidak gubris. Tidak tahu lagi bagaimana nasibnya kalau saya tidak datang ke Markas Koramil itu," kata Marsel.

Berdalih lakukan pembinaan
Danramil 1624/03 Lewoleba Mayor Chb Ihsan saat dikonfirmasi mengatakan, upaya yang dilakukan anggotanya itu dinilai melakukan pembinaan.

Pasalnya, korban dianggap membuat kegaduhan dan mengganggu ketertiban.

Namun demikian, ia tetap mengaku minta maaf. Lantaran tindakan yang dilakukan anggotanya dianggap berlebihan. Empat anggotanya yang terlibat dalam kasus tersebut, lanjut dia, juga akan dilakukan pembinaan.

“Kepada pihak keluarga juga kami sudah meminta maaf baik secara pribadi maupun institusi atas kekeliruan ini. Anggota kami juga akan diberi pembinaan,” kata Ihsan kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (11/11/2020).

"Terhadap semua persoalan ini, kami sudah lakukan pendekatan kekeluargaan. Semoga dengan komunikasi baik ini, hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi ke depan. Semua bisa memahami kekhilafan masing-masing,” ungkap Ihsan.

Baca juga: Personil JKT48 Aurellia Dipanggil Polisi untuk Kasus Asusila

Baca juga: Pemkot Tegal Diminta Terapkan PSBM Karena Covid-19 Terus Melonjak

Baca juga: Pertamina Bantah Penarikan Tabung Biru Gas 12 Kg: Tak Ditarik, tapi Ditukar Tabung Pink

Belakangan, Ihsan melalui rilis yang disampaikan justru membantah adanya dugaan penganiayaan itu.

Ia kembali menegaskan upaya yang dilakukan anggotanya saat itu kepada korban adalah bagian dari pembinaan.

Pasalnya, korban terlebih dahulu melakukan penganiayaan kepada anggotanya saat menghadiri acara syukuran pada Sabtu malam.

Atas kejadian itu, pihaknya juga sudah melaporkan kasus penganiayaan yang dilakukan korban terhadap anggotanya itu kepada polisi.

“Kami juga sudah melakukan visum terhadap anggota yang dianiaya,” kata Ihsan.

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved