Berita Semarang

Dampak Disrupsi Media Massa, Penggiat Sastra di Semarang Dokumentasikan Pusi Koran ke Dalam Buku

Hari-hari ini media cetak dianggap sudah menemui masa-masa senjakala. Penyebabnya tak lain adalah munculnya media baru berbentuk digital.

Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Widyanuari Eko Putra, penggiat sastra di Semarang. 

“Setiap akhir pekan selama hampir setahun, tepatnya sepuluh bulan, saya membeli koran dan membaca puisi di koran-koran tersebut, lalu mencatat dan mengulasnya ke dalam catatan apresiasi dan esai,” ungkapnya.

Setia Naka Andrian, penyair Semarang, menganggap dokumentasi ini jarang dilakukan.

“Biasanya hanya didokumentasikan secara fisik atau dipindai, tetapi Widyanuari memberi catatan, dan ini adalah kerja dokumentasi yang sudah jarang sekali dilakukan oleh para akdemisi dan penulis kita," tambahnya.

Sementara itu, jurnalis dan esais M. Yunan Setiawan justru memberi kritik atas buku tersebut karena catatan yang dihadirkan tidak sepenuhnya kliping puisi, melainkan ada pula reportase acara. “Secara konsep itu mengganggu konsistensi konsep buku tersebut,” tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved