Penanganan Corona
Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng Jadi Sorotan Presiden, Begini Respon Gubernur Ganjar
Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng Jadi Sorotan Presiden, Begini Respon Gubernur Ganjar
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: yayan isro roziki
Lonjakan kasus Covid-19 di Jateng menjadi sorotan Presiden Jokowi. Kepala Dinkes Provinsi Jateng menyebut ada kekeliruan data dalam rilis Satgas Covid-19 Pusat. Pun demikian, Gubernur Ganjar Pranowo juga merespon adanya perbedaan data tersebut.
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Mengacu data Satgas Covid-19 pemerintah pusat, Provinsi Jawa Tengah mengalami tren lonjakan kasus infeksi virus corona dalam beberapa hari terakhir ini.
Bahkan, pada update atau pembaruan data pada Minggu (29/11/2020), kasus di Indonesia meledak dan yang tertinggi disumbangkan Jateng.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menyebut ada kekeliruan dalam rilis data dari Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jawa Tengah.
Baca juga: Jokowi Soroti Kenaikan Drastis Kasus Covid-19 di Jateng dan Jakarta, Singgung Tugas Kepala Daerah
Baca juga: Viral, Daun Pisang di Jember dan Kudus Berwarna Putih, Berkaitan Hal Mistis? Begini Penjelasan Ahli
Baca juga: Mau Pulang ke Pekalongan Peringati 1 Tahun Wafatnya Ayah, Sekeluarga Tewas Kecelakaan di Tol Cipali
Baca juga: Bupati Banyumas akan Tutup Mal Bila Hal Ini Terbukti, Buntut Penyebaran Covid-19 yang Kian Masif
Penambahan kasus aktif di Jateng sebesar 2.036 kasus berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Minggu. Angka itu tertinggi di Indonesia. Padahal di hari yang sama, Dinkes Jateng mencatat jumlah penambahan kasus hanya 844.
"Itu mengagetkan kita semuanya. Jumlah itu berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya," kata Yulianto, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Setelah ditelusuri, lanjutnya, ternyata data yang dirilis Satgas Covid-19 pusat ada yang dobel yakni sebanyak 519 data.
"Untuk temuan 519 yang dobel data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Data itu nuncul saat rilis Minggu kemarin," jelasnya.
Yulianto mencontohkan, dobel data terjadi di Kendal. Di mana dalam rilis pusat itu, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.
Tak hanya dobel data, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan kembali dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu.
Pihaknya menemukan ada data kasus dengan 75 nama yang pada pekan sebelumnya sudah dirilis, pada Minggu kemarin dirilis kembali. Sehingga, satu nama disebut pada dua kali rilis data.
Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada Juni lalu.
"Jadi, dari jumlah penambahan kasus yang disebut Satgas Covid-19 sebanyak 2.036 itu, ternyata ada dobel data banyak."
"Selain itu, juga kasusnya sudah lama, bahkan sudah beberapa bulan yang lalu baru dirilis kemarin," tukasnya.
Terkait persoalan perbedaan data tersebut, Yulianto mengatakan sudah berkali-kali koordinasi dengan Satgas Covid-19 Pusat. Tujuannya agar data yang ada bisa sinkron sehingga tidak membuat resah masyarakat.
"Kami terus komunikasi dengan pusat terkait perbaikan data ini. Kami meminta agar pusat mengambil saja data di website kami, corona.jatengprov.go.id karena itu sudah pasti benar."
"Ini saran yang kami sampaikan ke pusat, agar menjadi perhatian," tandasnya.